Realisasi Investasi Capai 48,5 Persen hingga Semester I-2023, Menteri Bahlil: Singapura jadi Investor Tertinggi
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. (Foto: Dok. ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, realisasi investasi telah mencapai 48,5 persen dari target yang telah ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi), hingga semester I-2023.

"Sampai pada semester I-2023 dari target Rp1,400 triliun, sudah tercapai Rp678,7 triliun atau setara dengan 48,5 persen," kata Menteri Bahlil dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, dikutip Selasa, 5 September.

Angka realisasi tersebut setara dengan 61,7 persen dari target Rencana Strategis (Renstra) yang sebesar Rp1.099,8 triliun.

Realisasi investasi tersebut juga memiliki rincian Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp363,3 triliun atau 53,5 persen dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp315,4 triliun atau 46,5 persen.

Bahlil mengatakan, berdasarkan arahan Presiden Jokowi, dirinya diminta untuk menciptakan investasi yang berkualitas, salah satu cirinya adalah penyebaran antara PMA dan PMDN, serta investasi yang merata di Pulau Jawa dan luar Jawa.

Adapun realisasi investasi di luar Jawa mencapai sebesar Rp345,9 triliun atau lebih besar dibandingkan dengan investasi di Jawa yang sebesar Rp323,8 triliun.

"Sejak 2020 kuartal III sampai dengan 2023 kuartal II, Alhamdulillah investasi di luar pulau Jawa sudah lebih besar ketimbang di Jawa sebagai bentuk daripada manifestasi membangun Indonesia bukan Jawa sentris, tetapi Indonesia sentris," ujar Bahlil.

Berdasarkan data yang dimiliki, Bahlil mengatakan bahwa Singapura menjadi negara yang jumlah investasinya paling tinggi di Indonesia.

"Betul itu Singapura masih lebih banyak (jumlah investasinya), tetapi sebagian uang orang Indonesia yang ada di Singapura," ungkapnya.

Lebih lanjut, Bahlil mengatakan, progres realisasi penyerapan anggaran kementerian tersebut telah direalisasikan sebesar Rp793 miliar atau 70,09 persen dari total pagu Rp1,1 triliun, hingga 31 Agustus 2023.

Sementara itu, untuk alokasi anggaran kementerian tersebut dalam Tahun Anggaran (TA) 2024 adalah sebesar Rp1,23 triliun, baik pada pagu indikatif maupun pagu anggaran.

Rinciannya, Rp416 miliar untuk Program Dukungan Manajemen dan Rp810 miliar untuk Program Penanaman Modal.