Bagikan:

JAKARTA - PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) akan membangun pabrik baru di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).

Proyek Pembangunan Pusri-IIIB itu membutuhkan investasi senilai 670 juta dolar AS atau setara Rp10,52 triliun (kurs Rp15.702 per dolar AS).

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi mengatakan, pabrik baru ini akan dibangun menggunakan teknologi ramah lingkungan.

Menurut dia, dengan pemanfaatan teknologi ini bisa menciptakan efisiensi energi dan juga biaya produksi, serta meningkatkan produktivitas pabrik.

Dia berujar, pabrik ini akan menggantikan pabrik yang lama.

Pembangunan pabrik Pusri IIIB itu akan dimulai pada November 2023.

Masih kata Rahmadn, pengerjaan konstruksi akan dilakukan oleh PT Adhi Karya (Persero)Tbk dan Wuhuan Engineering Co. Ltd.

“Kenapa Wuhuan? Wuhuan adalah salah satu perusahaan EPC untuk amonia dan urea yang terbesar di China, dan sudah pernah membangun pabrik yang sama, serupa, walaupun kapasitasnya berbeda di salah satu anak perusahaan kami, yaitu Petrokimia Gresik,” ucap Rahmad dalam acara penandatanganan Perjanjian Kredit Pendanaan dan Engineering Procurement Construction (EPC) Proyek Pusri IIIB di The Langham Hotel, Jakarta Selatan, Jumat, 13 Oktober.

Adapun estimasi nilai investasi proyek Pusri-IIIB sendiri adalah sebesar Rp10,5 triliun (termasuk owner cost) dengan masa konstruksi sekitar 40 bulan.

Proyek ini diharapkan sudah dapat beroperasi secara komersial pada tahun 2027.

Pendanaan Proyek Pusri-IIIB ini juga dilakukan melalui mekanisme sindikasi yang terdiri dari delapan bank, yakni bank BUMN, swasta, dan bank pembangunan daerah (BPD).

Rinciannya, BNI, Bank Mandiri, Bank Central Asia (BCA), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Syariah Indonesia (BSI), Bank Jabar Banten (BJB), dan Bank Sumsel Babel (BSB).

Total nilai Kredit Investasi (KI) yang digelontorkan adalah sebesar Rp9,32 triliun.

Rahmad mengatakan pabrik Pusri-IIIB nantinya akan mampu mengurangi emisi hingga 300.000 ton CO2 per tahun.

Pabrik Pusri-IIIB memiliki kapasitas produksi amonia 445.500 ton per tahun dan pupuk urea 907.500 ton per tahun.

Dari sisi penggunaan energi, kata Rahmad, Pabrik Pusri-IIIB menggunakan teknologi low energy dengan rasio konsumsi energi untuk produksi urea sebesar 22 MMBTU per ton dan amonia 32,89 MMBTU per ton.

“Saat ini Pupuk Indonesia menempati peringkat enam perusahaan pupuk di dunia. Dengan meningkatnya efisiensi, kami tentunya berharap bisa menghasilkan kinerja yang lebih baik lagi, termasuk bersaing di pasar regional dan internasional,” kata Rahmad.

Sementara itu, Direktur Utama Pusri Palembang, Tri Wahyudi Saleh menyatakan, proyek revitalisasi pabrik Pusri-IIIB akan memiliki dampak positif pada perekonomian daerah dan nasional.

Pasalnya, proyek ini akan membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan daerah, serta membuka peluang ekonomi lainnya.

“Hadirnya Pabrik Pusri-IIIB ini sebagai komitmen kami untuk menjaga ketersediaan pupuk di seluruh wilayah tanggung jawab penyaluran pupuk Pusri. Serta dukungan kami dalam menjaga keberlanjutan industri yang handal dan berdaya saing untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional,” kata Tri.