Adakan Pertemuan Bilateral, Menteri Basuki Harapkan Dukungan Tajikistan dalam WWF 2024
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kanan) dan Chairman of the International Fund for Saving Aral Sea (IFAS) Sulton Rahimsoda (kiri). (Foto: Dok. Kementerian PUPR)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengadakan pertemuan dengan delegasi/perwakilan dari Tajikistan yang dipimpin oleh Chairman of the International Fund for Saving Aral Sea (IFAS) Sulton Rahimsoda.

Pertemuan tersebut dilakukan dalam kegiatan 2nd Stakeholder Consultation Meeting (SCM) World Water Forum ke-10 di Bali, pada 12-13 Oktober 2023.

Menteri Basuki secara khusus menyampaikan undangan agar Presiden Tajikistan Emomali Rahmon dapat hadir pada pertemuan tingkat Kepala Negara di World Water Forum ke-10, pada Mei 2024.

"Saya ingin mengundang presiden Tajikistan untuk ikut serta dalam World Water Forum ke-10 di Bali pada pertemuan pernyataan komitmen pimpinan negara terkait semangat kerja sama pengelolaan air," kata Basuki dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 13 Oktober.

Basuki berharap, World Water Forum (WWF) ke-10 akan menghasilkan langkah nyata dalam pengelolaan air dan dapat menjadi jembatan/penghubung bagi semua agenda internasional tentang air.

"Yang terpenting bukan hanya apa yang telah dilakukan, melainkan apa langkah selanjutnya yang akan diambil setelah penyelenggaraan World Water Forum ke-10 sehingga hasil pertemuan dapat bermanfaat," ujarnya.

Sementara itu, Sulton Rahimsoda selaku Chairman of the International Fund for Saving Aral Sea (IFAS) mengatakan, penyelenggaraan WWF ke-10 juga diharapkan fokus kepada aksi nyata para peserta yang datang untuk membuat komitmen baru tentang pengelolaan air.

"Sangat membantu jika semua komitmen tersebut tertuang dalam satu dokumen," ucapnya.

Sulton juga menyampaikan harapannya, agar Pemerintah Indonesia khususnya Menteri Basuki dapat ikut berpartisipasi dalam Conference of the Parties (COP) ke-28 atau United Nations Climate Change Conference yang akan diadakan di Dubai, pada November mendatang.

"Di COP 28, sektor pengelolaan air sudah menjadi hal penting yang terkait dengan perubahan iklim. Untuk itu, kami butuh keterlibatan bapak menteri dan tim dalam mendorong pembahasan yang lebih mendalam terkait pengelolaan air dan hubungannya dengan perubahan iklim," tuturnya.

Merespons hal tersebut, Menteri Basuki menyatakan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri telah menyiapkan pernyataan resmi Presiden RI Joko Widodo pada COP 28 yang menyatakan pentingnya pengelolaan air sebagai salah satu langkah menghadapi perubahan iklim.

"Hal ini beriringan dengan pernyataan presiden yang akan mendorong fokus ke pengelolaan air di COP 28. Saya juga sudah sampaikan ke ibu menlu untuk memasukkan pentingnya pengelolaan air di COP 28," ungkapnya.