JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada akhir perdagangan Kamis 5 Oktober. Padahal sepanjang hari IHSG bergerak di zona hijau.
Phintraco Sekuritas dalam risetnya menjelaskan, secara teknikal IHSG membentuk pola inverted dragonfly doji yang menyiratkan ada tekanan jual cukup besar.
Di sisi lain, para pelaku pasar sedang harap-harap cemas menantikan rilis data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang dijadwalkan akan publikasikan pada Jumat 6 Oktober malam.
"Ini menjadi perhatian karena data ketenagakerjaan AS merupakan salah data yang paling menentukan arah kebijakan The Fed selain inflasi," jelas riset Phintraco Sekuritas.
Adapun CME FedWatch Tools mencatatkan peluang kenaikan The Fed Rate pada FOMC 1 November 2023 sebesar 20,5 persen. Sementara di Desember 2023 potensi kenaikan suku bunga mencapai 33 persen.
BACA JUGA:
"Dengan demikian, pasar berspekulasi The Fed akan kembali menahan kenaikan suku bunga acuan di FOMC November 2023," jelas riset Phintraco Sekuritas.
Adapun top picks Phintraco Sekuritas jatuh pada saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dan PT Unilever Indoesia Tbk (UNVR).