Bagikan:

JAKARTA - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo menyebut bahwa investasi Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) baru bisa balik modal dalam waktu 40 tahun mendatang.

Tiko, sapaan akrab Kartika mengatakan, kereta cepat ini memang pembangunan transportasi yang orientasi jangka panjang.

“Kalau proyek infrastruktur dasar seperti ini kan balik modalnya bisa 30 hingga 40 tahun. Dan ini kan infrastruktur dasar yang memang perlu dibangun untuk jangka panjang yang merubah pola peradaban transportasi Indonesia,” kata Tiko kepada awak media di Gedung Sarinah, Jakarta, Selasa, 3 Oktober.

Menurut Tiko, tidak ada proyek infrastruktur transportasi seperti kereta cepat ini yang orientasinya jangka pendek.

Paling tidak, sambung dia, jangka waktunya 20 tahun.

“Enggak ada proyek transportasi seperti ini, yang orientasinya 10 tahun. Harus paling enggak 20 tahun ke depan,” jelasnya.

Sekadar informasi, biaya pembangunan proyek kereta cepat mengalami pembengkakan sebesar 1,2 miliar dolar AS atau Rp18,2 triliun dari total biaya perkiraan awal.

Pembengkakan biaya ini akan ditanggung konsorsium Indonesia dan konsorsium China. Di mana, dalam skema pembayaran pembengkakan biaya ini, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) akan melakukan pinjaman kepada China Development Bank (CDB).

Sementara sisanya akan dipinjamkan dana oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) kepada KCIC.

Adapun dana yang diberikan ini didapat KAI melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) yang didapat perusahaan pelat merah ini.

“Kan cost overrun 1,2 miliar dolar AS sudah final. Bunganya kisarannya 3,6 hingga 3,7 persen, ini lagi negosiasi. Minggu ini harusnya keluar,” tuturnya.