Bagikan:

YOGYAKARTA – Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven O.E. Kandouw berhasil menunjukkan kinerja yang positif dalam mengatasi inflasi. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi inflasi Sulut terendah se-Indonesia, yakni 1,16 persen.

Lantas, apa yang dilakukan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut untuk menekan angka inflasi? Simak informasinya berikut ini.

Jurus Gubernur Olly Jadikan Inflasi Sulut Terendah se-Indonesia

Gubernur Sulawesi Selatan Olly Dondokambey menyampaikan, angka inflasi di wilayahnya berhasil ditekan setelah pihaknya melakukan sejumlah terobosan dan berbagai langkah di sektor-sektor strategis. Mulai dari operaasi pasar hingga program gerakan pangan murah yang dilakukan secara berkala.

“Saya kira ini merupaakan kerja keras dan kolaborasi kita semuanya untuk menekan tingkat inflasi di Sulut,” ucap Olly di Manado, Selasa, 3 Oktober 2023.

Olly mengaku bersyukur dengan tingkat inflasi Sulut yang turun secara drastis. “Puji Tuhan, secara umum Sulut cukup aman, apalagi Sulut terendah inflasi di Indonesia. Kita berharap trennya cukup baik terus,” tutur Olly.

Dia menambahkan, Pemprov Sulut akan mengintervensi kabupaten/kota di Sulut yang berpotensi mengalami lonjakan inflasi. “Daerah yang kita anggap ada potensi naik inflasinya kita akan intervensi betul,” tandas Olly.

Sekedar informasi tambahan, angka inflasi di sejumlah kabupaten/kota di Sulawesi Utara berhasil ditekan dan menjadi yang terendah di Indonesia.

Berdasarkan catatan BPS, angka inflasi di Kota Manado, Sulut sebesar 1,16 persen. "Dari 90 kota pantauan IHK (Indeks Harga Konsumen) nasional, inflasi year on year (yoy) terendah terjadi di Kota Gorontalo dan Kota Manado sebesar 1,16 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Asim Saputra, di Manado, Senin, 2 Oktober 2023, dikutip dari Antara.

Asim menuturkan, inflasi year on year (yoy) tertinggi terjadi di Kota Manokwari sebesar 5,26 persen.

Kondisi bulan September 2023, Kota Manado mengalami inflasi sebesar 0,14 persen, inflasi tahun kalender sebesar 0,94 persen dan inflasi year on year (yoy) sebesar 1,16 persen.

Bila dilihat dari inflasi month to month (mtm) Kota Manado menempati urutan ke-7 inflasi di Pulau Sulawesi dan urutan ke-57 secara nasional, sedangkan secara year on year (yoy) Kota Manado menempati urutan ke-12 di Pulau Sulawesi.

Dari 11 kelompok pengeluaran di Kota Manado, secara year on year (yoy) semua kelompok pengeluaran mengalami peningkatan indeks, yakni:

  • Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,93 persen.
  • Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,49 persen.
  • Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,33 persen.
  • Kelompok Rekreasi, Olahraga dan Budaya sebesar 1,84 persen.
  • Kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,52 persen.
  • Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,71 persen.
  • Kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,25 persen.
  • Kelompok transportasi sebesar 0,22 persen.
  • Kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,20 persen.
  • Kelompok kesehatan sebesar 0,05 persen.
  • Kkelompok pendidikan sebesar 0,01 persen.

Menurut BPS, penyumbang inflasi terbesar secara year on year (yoy) pada bulan September, yaitu beras sebesar 0,7871 persen dan komoditas penyumbang deflasi terbesar, yaitu cabai rawit sebesar 0,4137 persen.

Sementara penyumbang inflasi terbesar secara month to month (mtm) pada bulan September 2023 yaitu ikan deho sebesar 0,0971 persen. Adapun penyumbang deflasi terbesar adalah tomat sebesar 0,0955 persen.

Demikian informasi tentang inflasi Sulut terendah se-Indonesia. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.