JAKARTA - Meski ditetapkan sebagai tersangka, ternyata mantan Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan justru dinilai beberapa kalangan, memiliki profesionalitas tinggi dan berkinerja sangat baik. Demikian antara lain disampaikan Dewan Penasihat Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) Abadi Poernomo dan Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS), Marwan Batubara.
"Selama bekerja dengan Bu Karen, saya menilainya sangat profesional ya. Artinya profesional itu dalam kondisi semuanya on track," kata Abadi kepada media, Kamis 21 September.
Dalam pengamatan Abadi, Karen bukan sosok yang ‘macam-macam’. Terbukti, selama kepemimpinannya, Pertamina dinilai tenang dan tidak ada gejolak. Begitu pun, Karen memang sering terlalu berani mengambil keputusan. Banyak di antara keputusan tersebut yang menguntungkan Pertamina, meski ada juga yang tidak.
"Era Bu Karen, waktu itu juga mendapat penghargaan Fortune Global 500," lanjutnya.
Abadi juga menyoroti Karen sebagai perempuan pertama yang menjabat Direktur Utama (Dirut) Pertamina. Seperti diketahui, Karen menjabat Dirut Pertamina dalam periode 2009-2014. Sedangkan Dirut sebelumnya, paling lama hanya dua tahun saja dan selalu dijabat pria.
"Bu Karen menjabat selama itu karena bisa menjaga Pertamina tetap sustain," imbuhnya.
Bagi Abadi, mengelola perusahaan dengan revenue ratusan triliun rupiah memang tidak mudah. Apalagi masih dibebani dengan subsidi BBM sehingga tugas Pertamina menjadi tidak ringan.
Hal senada diungkapkan Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS), Marwan Batubara. Menurutnya, Karen merupakan profesional di bidangnya dan bekerja hanya untuk kepentingan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Hal itu, imbuh Marwan, antara lain ditunjukkan saat menolak memperpanjang kontrak kerja perusahaan Prancis, Total Oil di Blok Mahakam.
"Itu kan poin bagus. Soal agenda di balik itu, hanya untuk kepentingan BUMN saja," ujar Marwan.
BACA JUGA:
Marwan menegaskan, sikap Karen menunjukkan keinginan publik untuk memberikan pengelolaan Blok Mahakam ke Pertamina, karena sudah mampu. Untuk itu, Karen sudah menyurati menteri ESDM saat itu menyatakan Pertamina mampu mengerjakan Blok Mahakam.
Karen pada saat itu juga menerapkan keterbukaan informasi publik sehingga masyarakat mengetahui duduk perkara sesungguhnya dari masalah Blok Mahakam tersebut.
"Jadi, dia memang profesional," tutup Marwan.