Bagikan:

JAKARTA - PT BGR Logistik Indonesia (BLI) menegaskan komitmennya untuk mengedepankan integritas dan tata kelola perusahaan yang baik dalam menjalankan aktivitas bisnis logistik serta dalam berbagai penugasan pemerintah. Hal tersebut untuk mendukung transformasi menuju perusahaan jasa logistik berbasis digital yang terpercaya.

Pernyataan tersebut disampaikan Sekretaris Perusahaan BLI Rifanni Sari melalui keterangannya, Selasa, 19 September. Menurutnya, BLI terus melakukan pembenahan, di mana hal paling utama adalah memperkuat tata kelola dan sistem pengawasan internal, mengingat itu merupakan fondasi untuk menjadi perusahaan penyedia jasa logistik berbasis digital yang sustain.

"Komitmen kami mengedepankan praktik bisnis yang bersih dan transparan terhadap seluruh mitra bisnis dan stakeholder, hal ini untuk menekan potensi korupsi dalam aktivitas bisnis. Upaya ini merupakan bagian dari transformasi BLI, mengingat saat ini BLI tengah giat meningkatkan skala bisnis dan terlibat dalam mendukung proyek strategis," jelasnya.

Sebagai wujud komitmen terhadap integritas dan dukungan terhadap gerakan anti korupsi, BLI juga turut mendukung upaya penegakan hukum yang baru-baru ini dilakukan KPK, yaitu terkait dugaan rasuah pengadaan bantuan sosial (Bansos) tahun 2020 yang melibatkan eks pejabat PT Bhanda Ghara Reksa (BGR).

Adapun BGR sendiri merupakan eks BUMN yang statusnya saat ini sudah dibubarkan dan melakukan merger pada tahun 2021. Sedangkan BLI merupakan entitas perusahaan baru yang dibentuk oleh entitas induk paska terjadi merger tersebut, sehingga BLI bukanlah BGR.

"Sebagai bentuk komitmen terhadap gerakan anti korupsi, kami menghormati proses penyidikan dan penegakan hukum yang dijalankan KPK terhadap kasus tersebut," jelasnya.

Lebih lanjut, Sari mengatakan, transformasi BLI yang berfokus pada corporate value dan tata kelola perusahaan, saat ini terus dibarengi dengan pembenahan sistem dengan mengedepankan integrasi teknologi informasi di setiap aktivitas perusahaan. Di antaranya digitalisasi sistem pengadaan, pergudangan, dan pendistribusian.

"Tentunya transformasi digital juga menjadi instrument kunci untuk menekan potensi penyimpangan. Untuk itu, selain internalisasi core values, penguatan tata kelola dan kepatuhan, kami juga konsen dalam aspek digitalisasi," tutupnya.