JAKARTA - Direktur Pemasaran Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Erwin Dwiyana mengatakan, ekspor perikanan Indonesia pada Januari-Juni 2023 tercatat sekitar 2,68 miliar dolar AS.
Erwin menyebutkan, ada lima komoditas ekspor utama yang berkontribusi pada nilai ekspor tersebut, yakni udang, tuna-tongkol-cakalang, cumi-sotong-gurita, rumput laut, dan rajungan-kepiting.
Masing-masing nilai ekspornya adalah udang sebesar 874,5 juta dolar AS, tuna-tongkol-cakalang senilai 435,5 juta dolar AS, cumi-sotong-gurita mencapai 295,7 juta dolar AS, rumput laut sebesar 245,7 juta dolar AS, rajungan-kepiting senilai 226,5 juta dolar AS, serta komoditas lainnya sebesar 610 juta dolar AS.
"Adapun total ekspor kelima komoditas tersebut mencapai 2,68 miliar dolar AS," kata Erwin kepada VOI, Kamis, 14 September.
Dia menyebutkan, komoditas ekspor utama yang berkontribusi pada nilai ekspor tersebut adalah udang dengan pasar utamanya, yakni Amerika Serikat.
Selain udang, komoditas yang paling banyak diekspor adalah ikan tuna dan udang windu yang banyak diekspor ke Jepang.
Adapun produksi perikanan di Indonesia berpotensi mencapai sekitar 12 juta ton per tahun dan diperkirakan akan terus meningkat berkat perkembangan dalam sektor perikanan tangkap dan budi daya.
Pemerintah sendiri terus mendorong peningkatan ekspor untuk produk perikanan Indonesia.
Hal tersebut dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah digelarnya serangkaian Foreign Buyers Mission pada November mendatang.
BACA JUGA:
Acara tersebut merupakan kerja sama KKP dengan Swiss Import Promotion Program (SIPPO) yang membuka akses pembeli udang potensial dari berbagai negara.
Nantinya, calon importir udang dapat melihat langsung unit pengolahan udang di Indonesia.
Selain itu, pemerintah Indonesia melalui KKP mendorong produksi perikanan secara berkelanjutan agar potensi perikanan Indonesia dapat dinikmati generasi selanjutnya.