Hadiri Water Congress di Beijing, Menteri Basuki Angkat Sistem Irigasi Subak di Bali
Kementerian PUPR Basuki Hadimuljono dalam World Water Congress ke-18 di Beijing, China. Foto: Dok. Kementerian PUPR

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengangkat Subak Bali sebagai sistem swadaya masyarakat yang berfungsi mengatur pembagian air irigasi pada area persawahan secara adil dan merata, dalam World Water Congress ke-18 di Beijing, China.

Dengan adanya sistem Subak tersebut, maka Bali menjadi tempat yang tepat untuk World Water Forum (WWF) ke-10 tahun 2024 sesuai dengan tema Air Untuk Kesejahteraan Bersama (Water for Shared Prosperity).

"Sistem Subak yang dipraktikkan Indonesia sangat erat kaitannya dengan topik besar 'Water for All: Harmony Between Human and Nature yang diangkat dalam 18th World Water Congress'," kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulisnya, pada Rabu, 13 September.

Menteri Basuki menyebut, bahwa sistem Subak ini merupakan manifestasi dari hubungan yang erat yang tidak terpisahkan antara Tuhan, manusia, dan alam dalam menghasilkan makanan dan kebutuhan lainnya. Subak mencerminkan konsep filosofis Tri Hita Karana, yang menyatukan alam roh, dunia manusia, dan alam/lingkungan.

"Subak merupakan sistem irigasi Bali sebagai perwujudan tatanan hukum budaya dengan ciri-ciri yaitu kemandirian sosial, ketahanan pangan, dan kekuatan agama dengan tekad dan semangat gotong royong memperoleh air untuk menghasilkan makanan, khususnya beras dan palawija," ujarnya.

Menurut Basuki, sistem irigasi Subak akan menjadi salah satu destinasi kunjungan lapangan dalam WWF ke-10 di Bali. Saat ini, sistem dan lanskap Subak telah diakui menjadi salah satu Warisan Budaya Dunia dari UNESCO.

Dia juga mengingatkan, bahwa pada 12-13 Oktober 2023 akan dilaksanakan Stakeholder Consultation Meeting ke-2 di Bali sebagai bagian persiapan dan rangkaian penyelenggaraan World Water Forum ke 10 di Bali tahun 2024 yang akan datang, dan agar para tamu yang hadir saat itu juga datang ke Bali.

"Dengan mengkombinasikan proses politik, regional, tematik, dan agenda kunjungan lapangan (site visits), akan memperkuat dan menjadi daya tarik World Water Forum ke-10. Bali juga telah terkenal dan menjadi tempat legendaris sebagai tujuan wisatawan selama beberapa dekade," pungkasnya.