JAKARTA – Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva mengatakan, perekonomian secara bertahap mulai pulih usai guncangan besar akibat pandemi beberapa tahun lalu.
Meski demikian, dia menilai pemulihan yang terjadi saat ini berjalan lambat dan tidak merata.
Indikasi itu bisa dilihat dari prospek pertumbuhan jangka menengah menjadi yang terlemah dalam beberapa dekade terakhir di tengah kondisi inflasi yang masih tinggi.
Belum lagi tingkat suku bunga yang tinggi, dan fragmentasi yang semakin meningkat.
“Resiko terjadinya divergensi lebih lanjut adalah nyata, karena negara-negara kaya lebih tahan terhadap guncangan dan negara-negara emerging dan berpendapatan rendah yang rentan harus menghadapi keterbatasan buffer,” ujarnya saat memberikan pidato di penutupan KTT G20 India, dikutip Senin, 11 September.
Menurut Kristalina, dengan latar belakang ini semua negara harus menerapkan kebijakan yang sehat untuk mendukung stabilitas ekonomi dan keuangan serta reformasi struktural yang berorientasi pada pertumbuhan.
“Kita juga perlu berinvestasi lebih lanjut dalam kerja sama internasional. Hal ini berarti dengan cepat mengatasi permasalahan utang yang timbul, termasuk melalui Kerangka Kerja Bersama G20 dan Meja Bundar Utang Negara Global (Global Sovereign Debt Roundtable) yang baru,” tuturnya.
BACA JUGA:
Kristalina mengajak kepada anggota IMF untuk memperkuat jaring pengaman keuangan global.
“Sejak awal pandemi ini, IMF telah menyuntikkan 1 triliun dolar cadangan dan likuiditas melalui pinjaman ke hampir 100 negara dan alokasi SDR yang bersejarah. Saya juga berterima kasih kepada anggota kami yang telah membantu kami mencapai tujuan menyalurkan 100 miliar dolar ke negara-negara rentan,” tegas dia.
Kristalina menambahkan, untuk menjadikan perekonomian global lebih kuat dan lebih tangguh di dunia yang lebih rentan terhadap guncangan, sangat penting untuk mencapai kesepakatan secara bersama-sama.
“Kami ingin meningkatkan sumber daya kuota IMF sebelum akhir tahun ini dan mengamankan sumber daya yang diperlukan untuk dukungan tanpa bunga dari IMF negara-negara termiskin melalui pengurangan kemiskinan dan kepercayaan pertumbuhan,” tutupnya.