Malapetaka Perubahan Iklim: Dari Ekonomi Hingga Ancam Perdamaian Dunia
Ilustrasi (Foto: Dok. Kemenkeu)

Bagikan:

JAKARTA – Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) diketahui makin concern terhadap isu perubahan iklim atau climate change. Dalam pernyataan bersama dengan Bank Dunia (World Bank) pekan ini, IMF menyebut bahwa dampak isu global tersebut ternyata sangat luas.

“Perubahan iklim merupakan ancaman terhadap perdamaian, keamanan, stabilitas ekonomi, dan pembangunan global,” kata Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva dikutip Minggu, 10 September.

Kristalina menjelaskan, untuk mengatasi tantangan ini lembaga-lembaga kita perlu membantu semua negara anggota mengintegrasikan tujuan iklim dan pembangunan mereka.

“Mengingat sifat penting dari alur kerja ini, kami akan menempatkan kolaborasi Bank-Fund di bidang ini pada landasan yang lebih terstruktur dan terlembaga,” tutur dia.

Kristalina menambahkan, pihaknya bersama Bank Dunia akan saling melengkapi dalam pekerjaan terkait perubahan iklim. Pasalnya, mandat inti Bank Dunia yang diperbarui menempatkan faktor iklim secara eksplisit sebagai salah satu bidang inti dari upaya membangun keterlibatan multi-tahun yang berkelanjutan.

“Berdasarkan Rencana Aksi Perubahan Iklim, Laporan Iklim dan Pembangunan Negara (CCDR), dan upaya kebijakan tingkat negara yang ekstensif, kami memberikan nasihat kebijakan mengenai isu-isu iklim kepada negara-negara anggota, mendukung reformasi kebijakan melalui pembiayaan kebijakan pembangunan dan menyediakan pembiayaan untuk investasi khusus pada tingkat sektoral melalui investasi dan pinjaman program untuk hasil,” jelas dia.

Adapun, IMF disebutkan telah mengadopsi strategi iklim baru yang mencakup cakupan isu-isu iklim makro-kritis sebagai bagian dari konsultasi Pasal IV dan memperluas bantuan teknis di bidang-bidang yang memiliki keahlian khusus.

Kristalina menyampaikan, kedua institusi telah membentuk Kelompok Penasihat Iklim Bank-Fund yang bertugas memastikan koordinasi alur kerja terkait perubahan iklim. Kelompok ini akan bertemu setiap dua bulan untuk membahas keterlibatan di tingkat global dan negara, termasuk hasil analisis iklim di tingkat negara, dan alur proyek-proyek utama serta pinjaman berbasis kebijakan (DPL Bank Dunia dan keterlibatan RST Dana).

“Kami juga akan memasukkan pertimbangan iklim dalam upaya berkelanjutan kami mengenai keberlanjutan utang, termasuk melalui revisi Kerangka Kerja Keberlanjutan Utang Negara Berpenghasilan Rendah,” tutup Kristalina.