Bagikan:

JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) penting dalam rangka mengurangi pemakaian sumber energi konvensional menuju penggunaan sumber-sumber energi terbarukan.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan perubahan iklim merupakan isu global yang berdampak besar bagi umat manusia, sehingga konsep green industry menjadi program prioritas strategis yang perlu diimplementasikan.

“Peta jalan ini menguraikan langkah-langkah kunci dalam pengembangan komponen vital seperti baterai, motor listrik, dan converter dalam upaya mewujudkan kendaraan listrik yang lebih efisien,” ujarnya dalam keterangan tertulis dikutip Minggu, 10 September.

Menurut Agus, permintaan global EV diperkirakan mencapai 55 juta unit pada 2024. Disebutkan bahwa penggunaan EV sebagai alat transportasi sehari-hari di Indonesia juga menunjukkan tren peningkatan. Hal ini mendorong bertambahnya permintaan atas baterai berbahan lithium.

“Kemenperin telah membuat peta jalan untuk pengembangan baterai di bidang ini, termasuk baterai kendaraan listrik dan lainnya. Salah satu hal yang ingin dicapai pada 2030 adalah kendaraan listrik yang memiliki efisiensi tinggi dan local content sekitar 80 persen,” tuturnya.

Untuk mencapai target ini, sambung dia, pemerintah telah menetapkan kebijakan progresif, termasuk pemberian stimulus fiskal dan insentif.

“Kami juga mendorong penggunaan kendaraan listrik sebagai kendaraan operasional sehari-hari untuk entitas pemerintah pusat dan daerah,” katanya.

Adapun, pemerintah menjalankan dua kebijakan utama untuk mengakselerasi penggunaan EV. Pertama, dengan mengeluarkan bantuan pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) roda dua yang memenuhi persyaratan Tingkat Komponen Dalam Negeri minimal 40 persen.

Kedua, memberikan potongan PPN DTP sebesar 5-10 persen untuk KBLBB roda empat dan bus elektrik, tergantung pada kandungan lokal yang dimiliki.