Bagikan:

JAKARTA - Proyek milik Indonesia menarik minat banyak investor. Bahkan, meraih potensi kerja sama sebesar 32 dolar AS atau setara Rp489 triliun di dalam business matching ASEAN-Indo-Pasific Forum (AIPF) 2023.

Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansyuri mengungkapkan dalam forum tersebut proyek Indonesia memang mendapatkan lebih banyak perhatian dari para peserta yang hadir.

“Dihadiri banyak peserta, total project yang di Indonesia memang yang paling signifikan dengan total nilai diatas 32 miliar dolar AS,” katanya dalam konferensi pers KTT ASEAN, ditulis Kamis, 7 September.

Selain itu, Pahala mengatakan total proyek dari negara-negara lain yang juga diupayakan hadir dalam kesempatan tersebut dengan total nilai sebesar 810 miliar dolar AS.

“Meskipun belum difinalkan dalam pertemuan kali ini, kita berharap bahwa pelaksanaan business matching trsebut akan bisa meningkatkan kerja sama dan juga pemahaman sebetulnya bagaimana kebutuhan investasi yang diharapkan oleh masing-masing negara,” jelasnya.

Pahala mengungkapkan dalam business matching tersebut ada 14 proyek terkait energi hijau atau green energy yang mendapatkan dukungan pendanaan sebesar 10 miliar dolar AS atau setara dengan Rp123 triliun.

“Dengan Jepang juga dibahas khsusus pertemuan ASEAN dengan mitra bahwa m ke depan mengenai prioritas konektivitas infrastruktur hijau dan transisi energi Jepang menberikan dukungan untuk mengimplementasikan ASEAN outlook Indo-Pasific melalui kontribusi 10 miliar dolar AS di 14 project,” katanya.

Namun, Pahala tidak menjelaskan lebih detail apakah 14 proyek yang dimaksud ini merupakan proyek dari Indonesia atau negara ASEAN lainnya.

Sekadar informasi, sebelumnya Indonesia menawarkan 39 proyek dengan nilai 50 miliar AS atau setara Rp793 triliun di dalam business matching AIPF 2023. Dari total proyek itu, 35 di antaranya adalah proyek milik BUMN.