JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rawan terkoreksi ke kisaran 6.900-6.930 pada perdagangan 4-8 September 2023, setelah akhir pekan lalu indeks saham ditutup menguat ke posisi 6.977,654.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan bahwa potensi pullback terjadi seiring dengan adanya inidikasi dari Stochastic RSI yang membentuk death cross di overbought area.
"IHSG berpotensi pullback ke kisaran 6900—6930 pada pekan depan. Hal ini terindikasi dari Stochastic RSI yang membentuk death cross di overbought area," jelasnya dalam riset harian.
Adapun, Valdy memprediksi bahwa pergerakan IHSG pekan depan akan dibayangi oleh berbagai sentimen, baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Dari dalam negeri, IHSG diperkirakan masih akan dipengaruhi oleh data inflasi Indonesia Agustus 2023 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Jumat 1 September.
Sebagaimana diketahui bahwa inflasi Indonesia atau Indeks Harga Konsumen (IHK) berada di posisi 3,72 persen pada Agustus 2023 secara tahunan. Capaian tersebut lebih tinggi dari konsensus Bloomberg yang terdiri dari 27 ekonom, yang memprediksi bahwa inflasi Agustus 2023 akan naik dengan nilai tengah rata-rata 3,4 persen (year-on-year/YoY).
BACA JUGA:
Selain itu, para pelaku pasar juga akan menantikan rilis data cadangan devisa pada Kamis 7 September dan Indeks Keyakinan Konsumen Agustus 2023 pada Jumat 8 September.
Bergeser ke kawasan Asia, pergerakan IHSG akan diselimuti oleh pengaruh dari perilisan data neraca perdagangan ekspor dan impor Tiongkok pada Kamis 7 September. Ekspor dan impor Tiongkok diramal akan mengalami kontraksi ke posisi 9,8 persen (YoY) dan 8,8 persen (YoY).
Lebih lanjut, Phintraco Sekuritas menyarankan agar pelaku pasar dapat mencermati potensi cuan dari berbagai saham emiten tambang seperti ELSA, ADRO, ITMG, hingga PTBA.
Tidak hanya itu, pasar juga dapat memperhatikan saham yang berpotensi mengalami rebound lanjutan pada pekan depan, seperti MAPI, JPFA, ACES, serta ICBP.