Bagikan:

JAKARTA - Investasi dan perdagangan diharapkan enjadi urat nadi perekonomian negara-negara ASEAN. Karena itu, Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid menekankan keduanya arus dikelola secara bersama untuk menciptakan kemakmuran.

"Kita tidak bisa berdiri sendiri, ASEAN harus menyadari kekuatan dan potensi investasi yang dimiliki untuk makin memantapkan posisi ASEAN sebagai surga investasi global," katanya pada pembukaan ASEAN Investment Forum 2023 di Jakarta, Sabtu, 2 September.

Hadir pada acara itu, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn, Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia Tengku Zafrul Aziz, Menteri Keuangan dan Ekonomi Brunei Darussalam Awang Haji Mohd Amin Liew Abdullah, serta Sekretaris Eksekutif Komisi Ekonomi dan Sosial untuk Asia dan Pasifik (ESCAP) Armida Salsiah Alisjahbana.

Arsjad mengungkapkan kawasan Asia Tenggara memiliki potensi dan peluang investasi menjanjikan di bidang pertanian dan pangan, ekonomi digital, kesehatan swasta-publik, kendaraan listrik, pasar karbon, dan sistem pembayaran QT regional.

Potensi dan peluang yang dimiliki, lanjutnya, dalam keterangannya, menjadikan ASEAN sebagai target investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) dan menunjukkan peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Pada 2010, FDI di Asia Tenggara hanya 23 miliar dolar AS, namun melonjak menjadi 47 miliar dolar pada 2021.

"Selain potensi investasi, Asia Tenggara juga memiliki keunggulan sumber daya alam yang besar untuk memenuhi permintaan energi global," kata dia dikutip dari ANTARA.

Di sisi ekonomi digital, ASEAN juga mengalami pertumbuhan signifikan, yang pada 2022, tercatat 194 miliar dolar AS dan diproyeksikan menjadi 330 miliar dolar pada 2025.

Arsjad juga mengatakan dengan potensi dan peluang investasi yang ada, ASEAN memiliki fundamental ekonomi yang kuat untuk pembangunan berkelanjutan.

Menurut dia, ASEAN-BAC secara konsisten terus mendorong Forum Investasi ASEAN atau ASEAN Investment Forum dapat memperkuat fundamental ekonomi tersebut untuk menjadikan kawasan ASEAN sebagai surga investasi global.

Di bawah kepemimpinan Indonesia, lanjutnya, ASEAN-BAC telah melakukan roadshow ke negara-negara ASEAN dan mitra eksternal, seperti Inggris, Jepang, Korea Selatan, Australia, Kanada, dan Tiongkok untuk menawarkan potensi dan peluang investasi di ASEAN.

"Kami meyakinkan para pemimpin dan pengusaha bahwa ASEAN wajib diperhitungkan karena memiliki fundamental ekonomi yang kuat dan ASEAN Investment Forum 2023 dapat dijadikan momentum untuk memperkuat posisi ASEAN sebagai surga investasi global," ujarnya.

Arsjad menambahkan ASEAN Investment Forum diselenggarakan untuk menampilkan peluang investasi ASEAN, yang juga berkontribusi bagi pembangunan inklusif dan berkelanjutan.

Sementara itu, Bahlil Lahadalia, dalam sambutan saat meresmikan ASEAN Investment Forum 2023, menyampaikan di tengah kondisi dunia, yang tidak dalam keadaan baik-baik saja akibat ketegangan geopolitik dan perubahan iklim, ASEAN menjadi harapan.

Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan ASEAN menjadi cakrawala bagi pemulihan ekonomi global dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 3,8 persen atau di atas rata-rata global yang 2,6 persen.

Selain itu, ASEAN juga menunjukkan pertumbuhan FDI, yang saat di global turun, ASEAN justru mencatat sejarah pertumbuhan tertinggi sebagai penerima FDI terbesar kedua di dunia.

Meski demikian, Bahlil menyampaikan ASEAN sebagai sentra pembangunan ekonomi global yang inklusif, harus mendorong investasi untuk pembangunan yang berkelanjutan.

"Aliran investasi ke ASEAN sangat masif, namun tujuan kita bukan meningkatkan nominal, melainkan bagaimana investasi tersebut dapat mewujudkan pembangunan berkelanjutan khususnya SDG'S dan rakyat dapat menikmati hasil dari investasi," ujarnya.

ASEAN Investment Forum diselenggarakan dalam format hybrid, sebuah pameran area di tempat yang menampilkan stan untuk menampilkan peluang investasi di ASEAN dan memfasilitasi pertemuan antara investor dan perusahaan yang mencari investasi.

Tujuan utama kegiatan adalah menyediakan platform bagi negara-negara untuk memamerkan proyek investasi andalan kepada investor internasional dan regional pemangku kepentingan, sehingga merangsang aliran FDI ke ASEAN.

Dengan menampilkan inisiatif mereka yang paling menjanjikan, negara-negara ASEAN yang berpartisipasi dapat mempercepat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi pembangunan infrastruktur, mendorong inovasi, dan mendorong penciptaan lapangan kerja bagi mereka sendiri dan dunia.

Tema utama Forum Investasi akan berpusat pada ketahanan pangan dan energi, inklusi dan kemajuan digital dan keuangan, membangun lingkungan yang berkelanjutan, dan pembinaan kerja sama regional yang lebih dalam dan berdampak.

Hal itu sejalan dengan tujuan Keketuaan Indonesia pada 2023 yakni menjadikan ASEAN relevan dan penting bagi rakyatnya, kawasan Indo-Pasifik, dan dunia.

Fokus isu dalam ASEAN Investment Forum 2023 adalah investasi yang berkontribusi dalam mempromosikan kesetaraan gender, peningkatan akses terhadap layanan kesehatan dan vaksin, pembangunan berkelanjutan dan berketahanan iklim infrastruktur, yang antara lain dengan menjembatani kesenjangan digital, mendukung transisi energi ramah lingkungan, dan pasar karbon.

ASEAN Investment Forum 2023 disusun agar berfungsi sebagai katalis bagi integrasi ekonomi regional dan pembangunan berkelanjutan, kata Arsjad.