Bagikan:

JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyatakan bahwa APBN berperan dalam merespons dinamika perekonomian, menjalankan agenda pembangunan.

Menurut dia, instrumen keuangan negara menjadi akselator dalam menyejahterakan masyarakat Indonesia yang ditunjukkan melalui berbagai kinerja perekonomian dan capaian pembangunan.

“APBN untuk tahun 2024 adalah untuk mendorong transformasi ekonomi, menciptakan inklusivitas, dan berkelanjutan. Oleh karena itu, kita akan terus mendorong berbagai program struktural untuk menjaga kesejahteraan masyarakat,” ujarnya dalam siaran pers dikutip Selasa, 30 Agustus.

Menkeu menjelaskan, kebijakan fiskal dapat digunakan dalam mendorong inklusivitas dan mengakselerasi transformasi ekonomi untuk meningkatkan sustainabilitas. Hal tersebut sejalan dengan tujuan jangka menengah panjang untuk mencapai visi Indonesia maju di 2045.

“Ini masih sangat konsisten dengan tujuan visi Indonesia maju 2045, di mana fokus terhadap human capital, infrastruktur, dan institution sebagai poros untuk memperbaiki produktivitas dan juga untuk meningkatkan nilai tambah tanpa mengorbankan sustainabilitas,” tuturnya.

Menkeu menilai sumber daya manusia (SDM) merupakan aset yang paling penting karena SDM unggul dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa.

Dalam periode 2015 hingga 2022, pemerintah telah mengeluarkan Rp3.492,8 triliun untuk pendidikan dengan berbagai capaian output dari sisi jumlah sekolah, rata-rata lama sekolah, dan angka partisipasi kasar tingkat pendidikan, baik dari pendidikan anak usia dini (PAUD), SMA sederajat, dan perguruan tinggi.

Selain itu, sebanyak Rp1.149,9 triliun telah diberikan kepada sektor kesehatan sepanjang 2015 hingga 2022 yang digunakan untuk menambah jumlah rumah sakit umum, puskesmas, menangani pandemi dan menurunkan stunting.

“Setiap belanja untuk kesehatan dan pendidikan tidak bisa menghasilkan aset yang terlihat di neraca, tapi pengaruhnya terhadap aset intangible yaitu quality dari human capital itu luar biasa,” tuturnya.

Sementara, pemerintah juga memberikan perhatian kepada sektor perlindungan sosial dengan total Rp2.736,8 triliun pada 2015 hingga 2022.

Anggaran perlindungan sosial (perlinsos) digunakan untuk menurunkan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan, dan mendorong pemerataan.

“Perlindungan sosial kita akan diperluas sepanjang hayat, mulai dari PAUD hingga lansia. Dan kita lihat dengan berbagai intervensi, kemiskinan mulai bisa diturunkan kembali sesudah mengalami kenaikan akibat pandemi,” tegas dia.

Lebih lanjut, Menkeu menekankan pembangunan infrastruktur merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan produktivitas dan mobilitas yang efisien.

Untuk itu, pemerintah memberikan Rp2.778 triliun antara 2015 hingga 2022 yang telah dibelanjakan untuk membangun infrastruktur dengan berbagai hasil, seperti jumlah tol yang beroperasi, jumlah jalan umum yang terus dipelihara dan ditingkatkan, pembangkit listrik, meningkatkan kapasitas bendungan, dan menambah jumlah bandara dan pelabuhan.

“Ini adalah berbagai aset tangible atau yang bisa dilihat dan dinilai dalam neraca kita,” katanya.

Ke depannya, APBN disebutkan bakal terus didorong semakin sehat dan berkelanjutan sehingga fungsi alokasi, stabilisasi, dan distribusi dapat berfungsi optimal dalam menstimulasi perekonomian dan meningkatkan derajat kesejahteraan yang berkeadilan.

Untuk itu, arsitektur RAPBN 2024 diarahkan untuk mempercepat transformasi yang inklusif dan berkelanjutan.