JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan penataan Kawasan Agro Wisata Tamansuruh (AWT) di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Revitalisasi AWT mengusung konsep Desa Osing dengan menyuguhkan bangunan rumah adat asli Banyuwangi.
Konsep revitalisasi Agro Wisata Tamansuruh disesuaikan dengan fungsi objek wisata yang memanfaatkan sektor pertanian dipadukan dengan kelestarian lingkungan dan budaya lokal.
"Untuk pariwisata, pertama yang harus diperbaiki infrastrukturnya, kemudian amenities dan event baru promosi besar-besaran. Kalau hal itu tidak siap, wisatawan datang sekali dan tidak akan kembali lagi. Itu yang harus kami jaga betul," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono lewat keterangan resminya, pada Senin, 28 Agustus.
Penataan kawasan Agro Wisata Tamansuruh dikerjakan oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jawa Timur Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya Kementerian PUPR sejak September 2021 dan selesai pada akhir 2022.
Konsep penataannya sendiri mengedepankan perpaduan antara kearifan lokal dan pemanfaatan teknologi dengan dukungan kegiatan adat dan atraksi budaya rutin. Terdapat pula perpustakaan digital dan ruang aktivitas Smart Kampung tanpa menghilangkan identitas asli Agrowisata Tamansuruh sebagai taman bunga dan etalase komoditas pertanian unggulan Kabupaten Banyuwangi.
Selain revitalisasi rumah adat, penataan juga dilakukan dengan meningkatkan akses jalan dan parkir, bangunan inti berupa aula besar yang dikelilingi kolam ikan, serta pembangunan sarana prasarana pendukung wisata lainnya, seperti ticketing, pedestrian, kios UMKM, sanggar tari, plaza Osing, view deck, musala, toilet, ground water tank, hingga proteksi kebakaran.
Ke depannya, pengunjung akan disuguhi pemandangan pegunungan Ijen dan Selat Bali dari ketinggian sekitar 450 meter di atas permukaan laut (mdpl).
BACA JUGA:
Keberadaan bangunan rumah adat Suku Osing juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung karena bangunannya memiliki ciri khas khusus serta terdapat spot-spot foto yang sangat menarik berlatar belakang berbagai macam tumbuhan bunga dan buah.
Rumah tradisional Osing memiliki struktur utama dengan empat kolom menopang bangunan yang disebut Soko. Penggunaan bahan material kayu dengan kualitas terbaik dan penanaman bunga di sekeliling Rumah Osing menambah nuansa khas keaslian budaya Banyuwangi.
"Diharapkan, program revitalisasi agrowisata ini dapat meningkatkan kunjungan wisatawan domestik atau mancanegara, sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat lokal," kata Basuki.
Sekadar informasi, Agro Wisata Tamansuruh merupakan destinasi wisata alam seluas 10,5 hektare (ha) yang terletak di lereng kaki Gunung Ijen, tepatnya di Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah.