JAKARTA - Arsari Tambang membangun kantor baru dengan konsep industri dan ramah lingkungan di Kawasan Industri Jelitik, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Peletakan batu pertama dilakukan pada Selasa, 4 Juli 2023.
Chief Executive Officer (CEO) Arsari Tambang Aryo Djojohadikusumo mengatakan, pembangunan kantor ramah lingkungan ini merupakan wujud dukungan mereka terhadap inisiatif pemerintah terkait hilirisasi mineral timah.
"Kantor baru ini merupakan wujud komitmen Arsari Tambang untuk mendukung program pemerintah Indonesia dalam hilirisasi pertambangan, khususnya timah," kata Aryo, Rabu, 16 Agustus.
Kantor yang dibangun di atas lahan seluas 4 hektar itu menunjukkan dukungan Arsari Tambang terhadap program hilirisasi tambang pemerintah. Beberapa bangunan terpadu akan dibangun di atas lahan seluas 4 hektar ini, antara lain kantor administrasi, gedung serbaguna, lapangan olahraga, tempat ibadah, ruang pertemuan perwakilan, fasilitas kesehatan, area parkir, dan zona hijau yang luas. Semua energi yang digunakan di dalam gedung kantor akan dihasilkan melalui sel surya atau panel surya, dengan konsep ramah lingkungan. Hal ini berlaku mulai dari kantor administrasi hingga wilayah operasional, memanfaatkan sinar matahari sebagai energi untuk meminimalkan penggunaan listrik.
Dalam hal pengelolaan limbah, kantor baru ini didesain ramah lingkungan dan tidak berbahaya. Sistem pembuangan air limbah terencana (IPAL) mengikuti konsep manfaat jangka panjang. Memanfaatkan teknologi canggih dengan pemrograman berlapis dan sistem drainase yang dioptimalkan untuk pendekatan 3R (reduce, reuse, dan recycle), limbah yang dihasilkan dapat diminimalkan, dikelola, dan didaur ulang.
“Kedepannya bisa didaur ulang untuk berbagai kegunaan seperti tempat cuci dan wudhu (MCK) dan lainnya,” tandasnya.
Aryo menegaskan, untuk mengantisipasi rencana serius pemerintah mengembangkan hilirisasi pertambangan di dalam negeri, Arsari Tambang siap berpartisipasi aktif mewujudkannya. Kesiapan itu akan diwujudkan dalam waktu dekat dengan mendirikan pabrik solder, meski belum ditentukan lokasinya.
“Arsari Tambang siap mendukung program hilirisasi pemerintah. Sebagai contoh, tahun ini kami akan meletakkan batu fondasi pembangunan pabrik solder. Namun, lokasinya masih kami tentukan. Pilihan kami antara lain Babel, Batam, Kendal , dan Gresik," ungkap Aryo.
Untuk hilirisasi yang sukses, ia menyoroti pentingnya memiliki sumber daya manusia yang terampil, terutama yang berpengalaman dalam teknologi yang berlaku. Dalam hal penyiapan sumber daya manusia yang kompeten, Arsari Tambang berencana menggandeng perguruan tinggi, termasuk Universitas Bangka Belitung (UBB).
“Kami membutuhkan SDM yang terampil. Di pabrik solder, kami membutuhkan teknisi yang mumpuni seperti spesialis timah, ahli paduan, karena penyolderan tidak hanya melibatkan timah tetapi juga emas, perak, nikel, dan lainnya. Untuk menumbuhkan individu yang terampil tersebut, kami akan berkolaborasi dengan Universitas Bangka Belitung dan mendirikan pusat penelitian timah global, bermitra dengan lembaga asing untuk melatih teknisi yang akan mendukung hilirisasi timah," jelas Aryo.