YOGYAKARTA – Siapa tak kenal jengkol. Di Indonesia, jengkol dapat diubah menjadi makanan yang lezat. Sayangnya, makanan yang masuk dalam jenis polong-polongan itu tidak sepenuhnya aman untuk dikonsumsi. Ada beberapa kelompok orang yang tidak boleh makan jengkol untuk menghindari dampak gangguan pada kesehatan.
Kelompok Orang yang Tidak Boleh Makan Jengkol
Orang dengan kondisi tertentu tidak disarankan untuk mengonsumsi jengkol. Kondisi tersebut adalah sebagai berikut.
- Penderita Sakit Ginjal
Kelompok yang dilarang makan jengkol adalah orang yang pernah atau sedang menderita penyakit ginjal. Pasalnya jengkol dapat memperburuk gejala gagal ginjal.
Dikutip dari AI Care, jengkol mengandung asam jengkolat, asam amino yangmengandung sulfur. Jengkol memicu urine jadi lebih kental. Asam amino bersulfur yang terlalu banyak akan mengakibatkan sumbatan di saluran kemih. Saat itu terjadi, urin bisa lebih pekat menyerupai lumpur.
- Alergi Jengkol
Alergi adalah reaksi berlebihan sistem kekebalan tubuh terhadap zat tertentu. Alergi bisa dipicu oleh berbagai macam penyebab salah satunya jengkol. Seseorang yang alergi jengkol akan mengalami beberapa gejala. Misalnya, muncul ruam merah di kulit disertai gatal setelah mengonsumsi jengkol. Saat itu terjadi segera stop makan jengkol dan lakukan penanganan medis agar bisa segera ditangani.
- Kelompok Asam Urat
Jika Anda masuk dalam kelompok penderita asam urat, tidak disarankan untuk mengonsumsi jengkol. Pasalnya, jengkol dipercaya mampu memperburuk gejala asam urat. Asam jengkolat yang terkandung pada jengkol banyak disebut mampu memicu pembentukan kristal. Meski demikian hubungan jengkol terhadap gejala asam urat perlu dibuktikan lebih lanjut.
- Pencernaan yang Sensitif
Seseorang yang memiliki pencernaan sensitif bukan tidak mungkin mengalami keracunan jengkol. Kondisi itu bisa memicu gangguan pada perut seperti timbul rasa nyeri, diare, mual, bahkan rasa sakit saat buang air kecil.
- Penderita Gangguan Hati
Jika Anda memiliki gangguan pada organ hati tidak disarankan untuk mengonsumsi jengkol. Dampak kerusakan pada hati karena asam jengkolat pernah diteliti pada seekor tikus yang diberi ekstrak asam jengkolat secara intens. Setelah dilakukan pemeriksaan histopatologi, ditemukan adanya lemak di hati tikus. Meski demikian gejala ini masih perlu diteliti lebih jauh.
- Ibu Hamil
Sebenarnya ibu hamil boleh mengonsumsi jengkol, hanya saja dalam jumlah yang sangat terbatas. Ibu hamil yang terlalu banyak makan jengkol dikhawatirkan mengalami kejengkolan atau keracunan jengkol. Saat itu terjadi ada banyak gejala yang membuat kondisi kehamilan sangat tidak nyaman. Selain itu dikhawatirkan akan memicu penurunan kesehatan pada ibu hamil.
Itulah informasi terkait kelompok orang yang tidak boleh makan jengkol. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.