Bagikan:

JAKARTA - Manajer anyar Manchester United Ruben Amorim sesungguhnya menanggung beban berat. Meski demikian, pria asal Portugal ini yang menyatakan tegas dirinya berbeda dengan Jose Mourinho yakin bisa menyelamatkan MU.

Amorim tampak percaya diri saat menyatakan dia sosok paling tepat untuk mengembalikan kejayaan MU. Manajer yang direkrut dari Sporting CP ini tak merasa terbebani meski enam manajer sebelumnya yang meneruskan sang legenda Sir Alex Ferguson tak berdaya mengangkat MU. Termasuk sejumlah manajer top seperti Louis van Gaal dan Mourinho sendiri.

Van Gaal yang pernah sukses meraih berbagai trofi bersama Ajax Amsterdam, Barcelona dan Bayern Munchen hanya mampu memberi Piala FA seama dua tahun menangani MU.

Begitu pula Mourinho yang mengukuhkan sebagai pelatih terbaik saat mengarsiteki Porto, Chelsea, Inter Milan hingga Real Madrid. Bahkan Mourinho membawa Inter sebagai satu-satunya tim Serie A Italia yang mampu memenangi treble.

Namun di Old Trafford, pria asal Portugal ini paling banter membawa The Red Devils juara Liga Europa. Selanjutnya, dia hanya memenangi Carabao Cup dan Community Shield. Sedangkan Erik ten Hag, manajer terakhir sebelum dipecat dan digantikan Amorim masih bisa memenangi Carabao Cup dan Piala FA.

Tak ada yang mampu memberi trofi Premier League Inggris. MU terakhir kali menjadi juara Liga Inggris pada 2013 yang disusul dengan pensiunnya Ferguson setelah dua dekade berkuasa dengan meraih berbagai trofi.

Tidak hanya belum pernah juara liga, tetapi saat ini MU mengalami keterpurukan. Bagamana tidak, tim menduduki peringkat 13 dan sudah tertinggal 13 poin dari Liverpool yang memimpin klasemen.

Bukan pekerjaan mudah mengembalikan MU ke jalur menang dan juara. Namun manajer yang sebelumnya sukses memawa Sporting memenangi Liga Portugal dua kali ini tak keberatan menanggung beban berat itu.

"Saya memang seorang pemimpi. Saya juga percaya pada diri sendiri. Saya punya keyakinan terhadap klub ini. Dan kami punya pemikiran yang sama," kata Amorim dalam wawancara pertama dengan media Inggris di pusat latihan MU di Carrington. Wawancara juga dihadiri enam jurnalis dari Portugal.

"Saya juga yakin dengan kemampuan pemain. Saya tahu Anda (media) tak percaya dengan kemampuan saya. Tetapi saya memang ingin mencoba hal baru. Anda mungkin menganggap ini tak mungkin. Tetapi bagi saya ini mungkin," ucap pria berusia 39 ini.

Amorim menuturkan dirinya memang menanggung beban berat karena menangani sebuah klub yang disebutnya terbesar di dunia. Banyak yang menyebut menduduki jabatan manajer MU itu sebagai 'pekerjaan yang sangat sulit atau bahkan tak mungkin'. Namun dia mengklaim sebagai sosok yang tepat untuk menjadi harapan mengangkat kembali juara Liga Champions tiga kali ini.

"Tentu tidak," kata Amorim tertawa saat menjawab prediksi dia bakal bernasib sama seperti enam manajer sebelumnya. "Anda bisa saja mengatakan saya terlalu naif. Tetapi saya yakin saya sosok yang tepat di saat yang tepat. Saya tak pernah khawatir dengan hal itu," katanya lagi.

Amorim sendiri mendapat ucapan selamat dari Mourinho saat menjadi manajer anyar MU. "Mourinho mengataan kepada saya, 'kalau United merupakan klub besar, klub yang sangat dicintai oleh mereka yang sangat baik hati'. Dia benar. Dan itulah kenyataan sampai saat ini," ujarnya.

Hanya Amorim menyatakan tak ingin disamakan dengan Mourinho yang meraih sukses bersama Chelsea saat pertama kali menangani klub Liga Premier.

"Kami sedang membangun tim anyar. Saya sosok yang berbeda [dengan Mourinho]. Saya ingin mengajarkan sesuatu yang berbeda kepada pemain saya di sini. United jelas klub terbesar di Inggris. Kami ingin menang dan menjadi juara," kata Amorim lagi.

Amorim menghadapi ujian pertama saat MU menyambangi markas Ipswich Town dalam laga Premier League, Minggu, 24, November 2024 malam WIB. Laga digelar di Stadion Portman Road. Selanjutnya, MU bertindak sebagai tuan rumah di pertandingan Liga Europa.