MIND ID Pastikan Seluruh Anggotanya Terapkan Hilirisasi Pertambangan
Foto: Dok. MIND ID

Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan pelat merah holding industri pertambangan Mind ID berkomitmen untuk mengoptimalkan kegiatan hilirisasi mineral anggota grup perseroan demi kemajuan Indonesia.

Direktur Utama Mind ID Hendi Prio Santoso mengatakan pengelolaan cadangan sumber daya strategis yang dilakukan perseroan sebesar-besarnya untuk membentuk peradaban yang lebih baik.

"Kami memiliki noble purpose yang menjadi komitmen dalam menjalankan setiap aspek operasional pertambangan dan kunci kesinambungan bisnis, yaitu mengeksplorasi sumber daya alam untuk peradaban, kemakmuran, dan masa depan yang lebih cerah,” ujarnya dalam keterangan dikutip Antara, Jumat 13 Januari.

Hendi menjelaskan kegiatan hilirisasi saat ini menjadi tugas pokok yang wajib dikerjakan MIND ID sebagai induk industri pertambangan milik negara.

Selain mampu meningkatkan nilai perekonomian dan pendapatan dari berlipat gandanya nilai produk setengah jadi ataupun produk jadi, imbuhnya, hilirisasi dan teknologi terapan mampu meningkatkan nilai komponen pemanfaatan produk lokal serta produk-produk buatan dalam negeri.

MIND ID menjawab tantangan itu bersama dengan seluruh anggotanya, PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero), dan PT Timah Tbk.

Lebih lanjut Hendi menuturkan masing-masing anggota itu tidak hanya menjalankan praktik pertambangan, tetapi juga mendorong percepatan hilirisasi.

Saat ini, PT Aneka Tambang atau Antam sedang berfokus pada implementasi inisiatif strategis pengembangan hilirisasi nikel.

Sejauh ini perseroan masih menyelesaikan proyek pembangunan pabrik feronikel di Halmahera Timur, Maluku Utara. Kemajuan konstruksi pabrik feronikel berkapasitas 13.500 ton itu telah mencapai 98 persen dan diharapkan bisa beroperasi pada semester kedua tahun ini.

Ketika pabrik itu beroperasi, maka bisa menambah portofolio total kapasitas produksi terpasang feronikel tahunan Antam menjadi 40.500 ton.

PT Freeport Indonesia (PTFI) juga fokus pada hilirisasi tembaga dengan membangun pabrik hilirisasi baru.

Smelter Manyar menjadi fasilitas pemurnian dan pengolahan konsentrat tembaga kedua milik PTFI yang tengah dibangun di Kawasan Java Integrated Industrial Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, dengan luas total sekitar 100 hektare.

Smelter Manyar dirancang untuk memiliki kapasitas pengolahan konsentrat tembaga sebesar 2 juta ton per tahun yang menjadikan smelter itu sebagai tempat pengolahan tembaga terbesar di dunia.

Hasil pengolahan Smelter Manyar akan ditambahkan dengan kapasitas pengolahan smelter yang telah beroperasi, PT Smelting, dengan kapasitas pengolahan 1 juta ton konsentrat tembaga setiap tahun.

Dengan demikian, setelah Smelter Manyar beroperasi, Freeport mampu mengolah 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun.

Sedangkan upaya Inalum meningkatkan kapasitas produksi salah satunya hadir melalui anak perusahaannya, yaitu Indonesia Aluminium Alloy (IAA).

Saat ini IAA sudah melakukan soft commissioning memastikan mesin-mesinnya siap beroperasi dan mendaur ulang aluminium.

Dengan beroperasinya PT IAA tersebut, Inalum mampu menargetkan peningkatan kapasitas 21 ribu ton per tahun.

PT Timah Tbk juga turut mewujudkan program hilirisasi melalui penggunaan teknologi terbaru dalam pengolahan komoditas timah. Teknologi bernama peleburan Top Submerge Lance (TSL) Ausmelt Furnace merupakan babak baru transformasi teknologi dalam pengolahan timah.

TSL Ausmelt Furnace adalah strategi Timah untuk menjawab tantangan yang dihadapi industri pertambangan timah saat ini terkhusus memaksimalkan konsentrat timah kadar rendah.

Fasilitas TSL Ausmelt Furnace mampu mengolah konsentrat bijih timah dengan kadar rendah mulai dari 40 persen dengan kapasitas produksi 40.000 ton crude tin per tahun atau 35.000 metrik ton ingot per tahun.

“Mind ID sebagai holding industri pertambangan menjalin sinergi dan kolaborasi antar anggotanya serta mendorong apa yang dicita-citakan Presiden Jokowi dengan mendorong hilirisasi guna meningkatkan nilai tambah komoditas produk tambang serta mampu memperkuat bisnis inti perusahaan," kata Hendi.