Bagikan:

JAKARTA - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mendukung langkah pemerintah dalam mengejar terget produksi minyak hingga 1 juta BOPD di tahun 2030. Untuk itu, Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan Chalid Said Salim mengatakan perusahaan sudah menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk kelancaran operasional perusahaan.

Diketahui jika anggaran yang disediakan perseroan adalah sebesar 850 juta dolar AS.

"Kalau 2023 anggaran biaya investasi kami sekitar 850-an juta dolar AS dan di 2024 di kisaran 1,1 miliar dolar AS," ujar Chalid dalam Energy Corner yang dikutip Rabu 16 Agustus.

Chalid mengatakan, peningkatan Capex ini dikarenakan adanya peningkatan beberapa pekerjaan terutama untuk meningkatkan kapasitas produksi minyak di Blok Rokan.

"Jadi kelihatan dari pekerjaan meningkat jadi investasi meningkat yang tadinya 850, 2024 sampai 1,1 mliar dolar AS," lanjut Chalid.

Lebih jauh Chalid menjelaskan jika pencapaian Blok Rokan pasca dua tahun alih kelola dari Chevron adalah menjadi produsen minyak tertinggi di Indonesia dengan capaian 172 ribu BOPD dan berhasil menyumbang 25 hingga 27 persen terhadap produksi minyak nasional.

"Untuk Pertamina Grup kita menyumbang sekitar 33 persen atau 1/3 dari produksi Pertamina," lanjut Chalid.

Ia mengatakan jika sejak alih kelola blok Rokan dari Chevron sejak dua tahun lalu, PHR sudah berhasil mengebor 800an sumur dengan 80an rig.

"PHR juga berhasil mempersingkat pengeboran menjadi hanya 5 hari. Sebanyak 30-40 sumur baru per bulan. Produksi PHR tertinggi nomor 1 di Indonesia," lanjut Chalid.

Chalid menambahkan jika saat ini pihaknya tengah mengupayakan produksi Minyak Non Konvensional (MNK) yang ada di sumur Gulamo dan Kelok yang ada di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil).

Pengeboran sumur MNK merupakan salah satu pengeboran terbesar yang dilakukan PHR, karena harus menembus hingga kedalaman 8.500 kaki dengan kapasitas rig sebesar 1.500 horsepower (HP).