RMKE Raup Laba Rp199,2 Miliar di Semester I 2023
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - PT RMK Energy Tbk (RMKE IJ) berhasil meruap laba bersih sebesar Rp199,2 miliar atau meningkat sebesar 28,8 persen year on year (yoy) pada semester pertama tahun 2023.

Direktur Keuangan Perseroan Vincent Saputra menjelaskan, sepanjang semester I perseroan juga berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp1,3 triliun atau meningkat secara signifikan sebesar 19,7 persen yoy hingga Juni 2023.

Pertumbuhan pendapatan usaha tersebut berasal dari segmen jasa yang telah tumbuh 99,7 persen yoy pada semester pertama tahun ini.

"Seiring dengan pertumbuhan pendapatan usaha, Perseroan juga berhasil membukukan laba kotor sebesar Rp289,9 miliar atau tumbuh sebesar 28,5 persen yoy pada semester pertama tahun ini," uajr Vincent dalam konferensi pers secara daring, Kamis 3 Agusus.

Vincent menambahkan, peningkatan laba kotor ini juga ditopang oleh pertumbuhan laba kotor dari segmen jasa yang telah tumbuh sebesar 236,8 persen yoy hingga Juni 2023.

Ia menjelaskan, pertumbuhan segmen jasa ini ditopang oleh kenaikan volume bongkaran kereta dan muatan tongkang yang tumbuh signifikan masing-masing sebesar 23,0 persen yoy dan 35 persen yoy.

"Jumlah bongkaran kereta dan muatan tongkang hingga Juni 2023 masing-masing telah mencapai 6,3 juta MT dan 4,3 juta MT," lanjut Vincent.

Kemudian pendapatan dari segmen penjualan batu bara cenderung flat di tengah normalisasi harga batu bara yang terkoreksi sebesar 16,1 persen yoy hingga Juni 2023, namun kinerja segmen ini masih ditopang oleh pertumbuhan volume penjualan batu bara sebesar 11,9 persen yoy menjadi 1,1 juta MT.

"Pertumbuhan volume penjualan batu bara ini sebagian besar berasal dari pertumbuhan produksi tambang in-house, PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE) yang memproduksi 671,8K MT batu bara, atau meningkat sebesar 45,7 persen yoy dan berkontribusi 60 persen ke total volume penjualan batu bara," urai Vincent.

Selain didukung oleh pertumbuhan volume batu bara, Perseroan juga berupaya mengoptimalkan biaya operasional dengan beban pokok pendapatan penjualan batu bara yang turun 43,1 persen yoy pada kuartal ke-2 tahun ini.

“Kami yakin tren ini akan terus berlanjut dengan kontribusi laba yang lebih besar dari segmen jasa batu bara seperti kinerja Perseroan pada masa sebelum pandemi," beber Vincent.