Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan teknologi Shopee membawa angin segar bagi UMKM lokal dengan menggagas Gerakan Ekspor 1000 UMKM Serentak di 10 kota di Indonesia.

Acara yang digelar Shopee pada hari Rabu 26 Juli ini merupakan ajang pelatihan bagi 1.000 UMKM lokal untuk mempelajari mekanisme ekspor melalui Shopee, dan memberikan peluang bagi mereka untuk menjangkau pasar mancanegara.

Gerakan Ekspor 1000 UMKM Serentak 10 kota tersebut nyatanya bukanlah inisiatif Shopee yang pertama dalam hal memajukan UMKM. Sejak hadir pertama kali di tahun 2015, Shopee telah berinvestasi demi memberikan sumbangsih bagi kemajuan UMKM lokal untuk bisa berkembang hingga go global.

Investasi tersebut, diwujudkan ke dalam sejumlah program yang hadir untuk pengembangan keterampilan UMKM lokal seperti Bimbel Shopee yang merupakan program pelatihan online bagi UMKM untuk go digital, Shopee Center yang menjangkau pelaku UMKM di kota-kota terpencil, prasarana Kampus UMKM Shopee yang tersebar di 10 kota di Indonesia, serta Program Ekspor Shopee yang membantu produk UMKM bisa ekspor untuk menjangkau Asia Tenggara, Asia Timur, dan Amerika Latin.

Faktanya, sederet program yang diinisiasi oleh Shopee ini, berhasil membawa dampak positif bagi para pelaku UMKM di Indonesia terutama dalam hal ekspor. Terbukti dengan jumlah peserta pelatihan di Kampus UMKM Shopee Ekspor yang meningkat hingga dua kali lipat setiap tahunnya.

Selain itu, saat ini terdapat 20 juta produk UMKM lokal yang tergabung dalam Program Ekspor Shopee dan siap dibeli oleh para pelanggan di mancanegara.

Salah satu kisah sukses UMKM yang berhasil mendulang sukses melalui ekosistem Shopee adalah Achmad Latief, pemilik toko online Toko Zahra 27. Pada masa pandemi, pelaku UMKM lokal yang menjual baju dan kain batik ini terancam menutup usahanya karena tidak kunjung mendapatkan omzet sepeser pun.

“Sebelum saya jualan di Shopee, saya punya toko offline yang udah bangkrut saat pandemi sampai akhirnya ada seorang rekan saya yang memang lebih dulu sukses jualan online,” jelas Achmad.

“Disarankan sama teman saya ini, untuk buka toko di Shopee, dan Alhamdulillah, di akhir tahun 2021, penjualan mulai stabil. Dari omzet puluhan juta, di tahun 2023 ini Alhamdulillah sudah menyentuh Miliaran,” imbuh Achmad.

Tidak hanya berhasil membangun kembali bisnisnya, pria asal Boyolali ini juga ‘mencicipi’ kemudahan ekspor.

“Sebagai penjual batik, ya saya bangga sekali produk saya bisa dibeli oleh orang luar negeri, terutama pelanggan kami di Singapura dan Malaysia. Karena memang semudah itu fitur dan program yang disediakan Shopee jadi saya bisa jual ratusan produk per bulan, jadi sayang sekali kalau tidak dimanfaatkan,” ucap Achmad di tengah acara Gerakan Ekspor UMKM Serentak 10 Kota.

Cerita serupa juga datang dari Kevin Naftali, pemilik jenama Kevas Official.

“Waktu masa pandemi COVID-19, industri retail hampir semuanya turun, sedangkan kami malah pecah telor waktu pas pandemi. Penjualan produk Kevas.Co meningkat sampai 2 kali lipat. Dari masa pandemi ke setelah pandemi di tahun 20 ini, meningkat hampir 50 persen dengan omzet di atas satu miliar, dan sudah ekspor ke Asia Tenggara bahkan Amerika Latin,” ucap Kevin.

Kevin pun mengatakan bahwa banyak produk lokal berkualitas yang siap bersaing di luar negeri.

“Untuk teman-teman UMKM lokal, jangan takut untuk ekspor karena barang barang kita nggak kalah kok dari produk buatan negara lain. Buat teman-teman, terutama UMKM baru yang nggak tahu soal regulasi, soal pajak, mekanisme ekspor, ini ada kok programnya di Shopee. Kirim barang ke Singapura semudah kirim barang ke Bandung,” jelas Kevin.

Dengan komitmen dan investasi ini, Shopee terus bergerak sejalan dengan visi dan misi Pemerintah Indonesia dalam mendukung pertumbuhan UMKM dan mendorong roda perekonomian negara.

Dukungan aktif Shopee bagi para pelaku usaha lokal menjadi salah satu pilar penting dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.