JAKARTA - Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon menyatakan porsi klaim kesehatan sebesar 1,09 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada tahun 2022 dari total 11,62 miliar dolar AS klaim dan manfaat asuransi yang dibayarkan tak bernilai yang sedikit.
"Sebesar 1,09 miliar dolar ini pada tahun 2022 itu sebesar 0,69 miliar dolar AS untuk asuransi kesehatan individu dan 0,4 miliar dolar AS untuk asuransi kesehatan kumpulan," ujar dia dalam Media Workshop terkait dengan asuransi kesehatan di Jakarta Selatan, Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu 26 Juli.
Dalam 5 tahun terakhir, nilai klaim asuransi kesehatan individu (individual health) yang dibayarkan terus meningkat dari 0,31 miliar dolar AS pada tahun 2018 menjadi 0,69 miliar dolar AS pada tahun 2022.
Adapun asuransi kesehatan kumpulan (group health) sebesar 0,34 miliar dolar AS pada tahun 2018 dan menjadi 0,40 miliar dolar AS pada tahun 2022.
Meskipun pada tahun 2022 mengalami penurunan pendapatan premi asuransi jiwa secara keseluruhan, khusus asuransi kesehatan itu mengalami tren kenaikan. Akan tetapi, tren kenaikannya juga diimbangi dengan naiknya nilai klaim.
"Jumlah tertanggung itu meningkat besar dan menariknya adalah baik yang pertanggungan individu maupun pertanggungan asuransi kumpulannya, dua-duanya meningkat secara besar," kata Budi.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Bidang Produk, Manajemen Risiko, dan GCG AAJI Fauzi Arfan menyarankan masyarakat Indonesia untuk membeli produk asuransi kesehatan saat keadaan sehat.
"Kalau beli pada saat sakit, tentunya harganya akan jadi lebih berat, dan banyak sekali restriction yang dibuat oleh perusahaan asuransi," ucap dia.
また読む:
Menurut Fauzi, ada perbedaan asuransi komersial dengan social insurance.
"Kalau komersial, kami ingin lebih mengembangkan quality, kami ingin mengembangkan layanan kepada masyarakat, dan tentunya tidak fair kalau seandainya pembeli itu adalah orang-orang yang sudah sakit," ujarnya.
Akan tetapi, lanjut dia, yang fair itu adalah orang-orang yang beli pada saat itu dalam kondisi sehat. Dengan naiknya di gini ratio, tentunya berdampak pada adjustment premium dari waktu ke waktu.