Menteri Teten Tegaskan Perlunya Revolusi Mental untuk Tingkatkan Citra Koperasi
Menkop UKM Teten Masduki (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menekankan perlunya revolusi mental untuk meningkatkan citra koperasi, sehingga semakin dipercaya oleh publik di Tanah Air. Dengan adanya revolusi mental, diharapkan persepsi buruk soal koperasi dapat diubah.

"Revolusi mental itu harus nyata dampak perubahannya. Bahkan, bisa menghasilkan kesejahteraan dalam membangun perekonomian rakyat. Membangun usaha tak harus dengan modal besar atau konglomerat, tetapi bagaimana bisa berkembang dengan modal yang kecil. Cara berpikir seperti ini yang harus direvolusi," ujar dia dalam keterangan tertulisnya, dikutip Senin, 24 Juli.

Dia menyebut, koperasi bukan sekadar entitas bisnis atau usaha bersama, melainkan lewat koperasi, ide-ide tentang kebersamaan, gotong-royong, kekeluargaan, nilai solidaritas sosial, hingga kerja sama mampu memperkuat ekonomi rakyat.

"Koperasi hadir sebagai instrumen untuk melakukan revolusi mental melalui pengajaran atau edukasi kepada masyarakat, agar memiliki kepedulian sosial, mau membangun sistem sosial yang baik dan berkeadilan," kata Teten.

Menurut Teten, membangun revolusi mental bagi perkoperasian di Indonesia sangat penting. Sebab, citra koperasi itu sudah menurun di kalangan masyarakat saat ini

"Citranya koperasi kalau tidak bergeraknya di sektor marginal, ada juga ekonomi subsisten hanya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, kemudian koperasi gagal bayar yang pengurus koperasinya merampok uang anggota, sampai rentenir pinjaman online berkedok koperasi dengan bunga yang tinggi, semua ini bisa kami ubah persepsinya menjadi lebih baik dengan revolusi mental," tuturnya.

Tak hanya itu, Teten juga menyoroti Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang menurutnya perlu melakukan perbaikan dalam implementasinya. Kehadiran KSP masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat unbankable atau peminjam mikro meskipun bunganya tinggi.

"Rata-rata di koperasi itu bunganya di atas bunga bank. Ini juga yang harus diubah. Harusnya jati diri koperasi itu memberikan pinjaman murah. Itu, kan, untuk rakyat kecil," ungkapnya.

"Seharusnya dengan bunga yang murah, anggota koperasi yang memiliki usaha mikro bisa meminjam dan usahanya lebih kompetitif," pungkasnya.