JAKARTA - PT Pertamina Bina Medika sebagai Indonesia Heathcare Corporation (IHC) Holding Rumah Sakit (RS) BUMN berencana melepas sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui pencatatan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) dalam waktu dekat.
Direktur Utama IHC drg Mira Dyah Wahyuni mengatakan, rencana IPO ini menjadi strategi jangka panjang IHC untuk memenuhi kebutuhan modal.
“Rencana ke depan kami akan melakukan IPO,” katanya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI di gedung DPR RI Jakarta, Rabu, 12 Juli.
Lebih lanjut, Mira mengatakan, IPO akan dilakukan di tahun 2027 atau 2028.
Sebab, sambung Mira, saat ini pihaknya masih fokus membenahi internal keuangan perusahaan.
“Kita masih harus banyak melakukan transformasi mulai dari digitalisasi, standarisasi segala macam. Mungkin IPO 2027 atau 2028. Utamanya kita harus benahi laporan keuangan berbeda-beda, kontrolnya, tarifnya, sistemnya, bisnis prosesnya, ini yang harus dilalui,” ucapnya.
Selain melakukan IPO, Mira mengungkapkan, perseroan juga akan melakukan pengembangan rumah sakit di RS Pelni (Merial Tower).
Selanjutnya, RS Pertamina RSPP, Balongan, Cirebon, dan RSPJ.
Termasuk juga melakukan perbaikan atau renovasi di beberapa rumah sakit kecil yaitu, RS Rantau, RS Brandan, dan RS Tanjung.
“RSPP dan RS yang dimiliki Pertamedika Pertamina tapi RS nya kurang memadai. Kita akan melakukan perbaikan-perbaikan fisik dan fasilitas seperti renovasi,” jelasnya.
Tak hanya itu, Mira juga mengatakan, perseroan akan membuat rumah sakit baru, diantaranya RS Internasional Bali, RS Khusus Cacer UNPAD, RS tipe C di Balikpapan, dan RS Kenten di Sumatera Selatan (Sumsel).
Di samping itu, perseroan juga akan melakukan akuisisi RS Semen Padang, RS Antam Medika, RS Garam, RS Semen Gresuk, dan RS PTPN III.
BACA JUGA:
Sekadar informasi, pada tahun 2021 kabar IPO IHC sudah mulai terdengar.
Saat itu, Holding Rumah Sakit BUMN ini mencari pendanaan senilai 300-400 juta dolar AS. Pencarian dana ini dilakukan melalui investor strategis.
Pada tahun yang sama, Menteri BUMN Erick Thohir juga mengungkapkan rencana IPO ini.
Dia menyebut potensi untuk Melakukan aksi korporasi ini mulai terbuka dengan dilakukan konsolidasi rumah sakit milik BUMN menjadi satu holding.
Setelah digabung, perusahaan tersebut dari sebelumnya memiliki valeu nol saat ini bernilai 1,5 miliar dolar AS dan mengelola lebih dari 70 rumah sakit pelat merah.
Saat ini, IHC sebagai Holding RS BUMN juga sedang mempersiapkan pengembangan wisata kesehatan di Bali, dengan perusahaan asal Amerika Serikat. Rumah sakit ini ditargetkan bisa menarik minat masyarakat yang selama ini memilih berobat ke luar negeri.