JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan perbankan menyalurkan kredit sebesar Rp6.561,2 triliun pada bulan Mei 2023 atau tumbuh 9,4 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 8,1 persen (yoy).
Dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menjelaskan perkembangan tersebut sejalan dengan pertumbuhan penyaluran kredit kepada debitur perorangan sebesar 9,7 persen (yoy) dan debitur korporasi sebesar 9 persen (yoy).
Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan penyaluran kredit pada Mei 2023 disebabkan oleh perkembangan kredit modal kerja, kredit investasi, maupun kredit konsumsi.
Kredit modal kerja tumbuh 8 persen (yoy) pada Mei 2023, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 7,1 persen (yoy). Perkembangan kredit modal kerja bersumber dari sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan yang tumbuh 28,1 persen (yoy) pada bulan laporan, setelah tumbuh 25,8 persen (yoy) pada April 2023, terutama pada sub sektor perantara keuangan lainnya (non bank) selain leasing di DKI Jakarta.
BACA JUGA:
Selain itu, kredit modal kerja sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan tumbuh 8,7 persen (yoy) pada Mei 2023, setelah bulan sebelumnya tumbuh 7,2 persen (yoy), terutama pada sub sektor perkebunan kelapa sawit di Lampung dan Riau.
Selanjutnya, ia menuturkan kredit investasi pada Mei 2023 tumbuh 11,6 persen (yoy), setelah tumbuh 9,1 persen (yoy) pada bulan sebelumnya, terutama bersumber dari sektor industri pengolahan serta sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan.
Kredit investasi sektor industri pengolahan pada Mei 2023 tumbuh 16,4 persen (yoy), setelah tumbuh 13,6 persen pada April 2023, seiring perkembangan kredit pada sub sektor industri minyak goreng dari kelapa sawit mentah di Kalimantan Timur dan Jawa Timur.
Kredit investasi sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan tumbuh 6,4 persen (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 5,3 persen (yoy), terutama pada kredit sub sektor perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Sementara itu, kredit konsumsi tumbuh 9,7 persen (yoy) pada Mei 2023, setelah tumbuh 8,8 persen (yoy) pada bulan sebelumnya terutama didorong oleh perkembangan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), dan Kredit Multiguna.
Erwin menambahkan, penyaluran kredit sektor properti tumbuh 7,9 persen (yoy) pada bulan laporan, setelah bulan sebelumnya tumbuh 8,6 persen (yoy), yang terutama disebabkan oleh perkembangan kredit konstruksi.
Kredit konstruksi tumbuh 4,3 persen (yoy) pada periode laporan, setelah bulan sebelumnya tumbuh 7,8 persen (yoy), khususnya pada konstruksi perumahan sederhana di DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Di sisi lain, kredit real estate tumbuh 16,8 persen (yoy) setelah bulan sebelumnya tumbuh 16,3 persen (yoy), terutama pada kredit real estate gedung perkantoran. KPR atau Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) tumbuh sebesar 7,7 persen (yoy) pada Mei 2023, setelah bulan sebelumnya tumbuh 6,8 persen (yoy), yang disebabkan oleh pertumbuhan kredit KPR tipe di atas 70.
Penyaluran kredit kepada UMKM pada Mei 2023 tumbuh 7,5 persen (yoy), setelah tumbuh 6,6 persen (yoy) pada bulan sebelumnya. Kredit UMKM skala besar tumbuh 40,6 persen (yoy) pada bulan laporan, setelah tumbuh 38,4 persen (yoy) pada April 2023.
Sedangkan, kredit UMKM skala kecil terkontraksi 7,9 persen (yoy) pada Mei 2023, setelah bulan sebelumnya terkontraksi 8,1 persen (yoy). Kredit UMKM skala menengah juga tercatat minus 12,7 persen (yoy), setelah menurun 12,8 persen (yoy) pada April 2023.
Berdasarkan jenis penggunaan, kata dia, perkembangan kredit UMKM di Mei 2023 terutama dipengaruhi oleh perkembangan kredit investasi.
Selain kredit, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan pada Mei 2023 juga tercatat bertumbuh 6,9 persen (yoy) menjadi Rp7.765,7 triliun, setelah bulan sebelumnya tumbuh 7 persen (yoy). Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan DPK korporasi sebesar 11,3 persen (yoy) dan perorangan 3,5 persen (yoy).
Pada Mei 2023, giro tercatat tumbuh 10 persen (yoy) setelah bulan sebelumnya tumbuh 14,8 persen (yoy). Komponen DPK lain yakni tabungan pun tumbuh sebesar 2,9 persen (yoy), setelah tumbuh 2,6 persen (yoy) pada April 2023.
Tercatat, simpanan berjangka pun tumbuh 8,2 persen (yoy), setelah tumbuh sebesar 5,5 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.