Bagikan:

JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan, akan menggelar operasi pasar ayam murah di Jakarta. Operasi pasar ini akan berlangsung tiga sampai satu pekan.

Adapun langkah ini diambil menyikapi temuan Presiden Jokowi terkait kenaikan harga daging ayam yang cukup tinggi di Pasar Palmerah, Jakarta Barat.

“Saya bersama dengan Pak Gubernur (DKI Jakarta) tentunya dengan Perum Dharma Jaya, dengan private sektor kita akan siapkan dua hari tiga hari sampai seminggu ke depan ayam dengan harga yang baik,” kata Arief kepada wartawan di Jakarta, Selasa, 27 Juni.

Arief mengatakan, kelurahan-kelurahan yang menjadi lokasi operasi pasar murah ini akan disiapkan oleh dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, Perikanan (KPKP) DKI.

“Jadi angkanya akan berkisar di bawah Rp36.000 sehingga nanti masyarakat bisa mendapatkan harga ayam dengan harga yang baik,” ujarnya.

Di samping itu, Arief mengatakan Badan Pangan Nasional telah diintruksikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menetapkan harga yang wajar di tingkat produsen (peternak).

“Karena tidak boleh terlalu murah, peternak nanti rugi, kandangnya tutup. Sehingga harga di peternak harus harga wajar. Kita hitung harga pokok produksinya, kemudian harga di pedagangnya wajar, sampai ke konsumen wajar,” jelasnya.

Arief juga meluruskan temuan Presiden Jokowi soal kenaikan harga ayam hingga mencapai Rp50.000 per kilogram (kg) saat melakukan sidak ke Pasar Palmerah.

“Saya bersama dengan Pak Gubernur, teman-teman Pasar Jaya cek langsung di Pasar Palmerah. Di Palmerah itu harga ayam Rp50.000 itu ayam fillet. Jadi mesti diluruskan ayam fillet itu boneless (tanpa tulang dan kulit) harganya Rp50.000,” ucapnya.

Sementara untuk harga ayam karkas, kata Arief, dibanderol dengan harga yang berbeda tergantung dengan bobot ayam tersebut.

“Kemudian harga ayam karkasnya 1,3 kilo, 1,4 kilo itu harganya Rp43.000, Rp44.000. Jadi angkanya kurang lebih masih sekitar Rp36.000 dan itu masih harga wajar,” jelasnya.

Terkait dengan kenaikan harga ayam, kata Arief, kenaikan H-2 menjelang Idul Adha merupakan hal yang wajar. Namun, dengan catatan kenaikannya dikisaran 5 sampai 10 persen dari harga normal.

“Kalau H-2 lebaran kenaikan sampai dengan 5-10 persen masih bisa ditolerir, tapi kalau sampai Rp50.000 angka itu tidak bisa ditolerir,” ucapnya.