Bagikan:

JAKARTA - Badan Pangan Nasional resmi memulai Gerakan Pangan Murah (GPM) atau pasar murah serentak di 341 titik lokasi yang tersebar di 300 kabupaten/kota.

Hal tersebut sebagai upaya menjaga daya beli masyarakat melalui penyediaan pasokan pangan dengan harga terjangkau jelang Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) Iduladha.

Launching Gerakan Pangan Murah Nasional pada hari ini menjadi aksi nyata peran kita semua dalam menjaga inflasi pangan, sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi pelaku usaha pangan petani dan peternak,” kata Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi dikutip dari Antara, Senin, 26 Juni.

Pelaksanaan GPM serentak tersebut, lanjutnya, bahkan menjadi yang terbesar di dunia dan jumlah titiknya akan terus bertambah mengingat sejumlah kabupaten/kota melaksanakannya lebih dari 1 hari.

“(Jumlah titik GPM) bertambah terus tadi malam bahkan sudah sampai 343 tapi yang terdaftar di Museum Rekor Dunia Indonesai 341,” ucapnya.

Arief menyampaikan, inflasi nasional bulan Mei 2023 sebesar 4 persen (yoy) dan terus menunjukkan penurunan dari periode sebelumnya termasuk terkendalinya HPKN seperti Idul Fitri Nataru.

Namun, kewaspadaan terhadap ketersediaan pangan tetap harus dijaga mengingat terdapat potensi perubahan iklim El Nino, dampak geopolitik global, instabilitas pasokan, dan tingginya harga pangan global.

“Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga inflasi pada sektor pangan khususnya volatile food. Untuk itu Badan Pangan Nasional hadir bersama Kementerian lembaga terkait beserta seluruh stakeholder pangan untuk mengurai satu per satu tantangan pangan,” tuturnya.

Adapun pelaksanaan pasar murah ini akan menyediakan berbagai bahan pangan pokok dengan harga terjangkau atau di bawah harga pasar, seperti beras,telur, cabai, bawang merah, bawang putih, daging ayam, daging sapi, gula, minyak goreng, serta aneka sayuran dan buah-buahan.

Pada kesempatan yang sama Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengeluaran Negara Made Arya Wijaya menuturkan kegiatan pasar murah sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk memenuhi ketersediaan dan keterjangkauan pangan.

Kami sangat mengapresiasi Inisiatif yang dilakukan oleh badan pangan nasional mudah-mudahan dengan gerakan tangan murah yang dilakukan dalam waktu serentak ini,” tuturnya.

Senada dengan Arief, Deputi II Bidang Koordinasi Pangan dan Bisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud menuturkan komoditas pangan memegang andil dalam inflasi.

Pada Mei, bawang merah, daging ayam, beras masing masing menyumbang inflasi sebesar 0,03 persen, sedangkan ikan segar, telur, ayam ras dan bawang putih masing masing memberikan inflasi 0,02 persen.

Oleh karena itu, dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan untuk rakyat, kata dia, pemerintah harus mendorong agar rakyat memiliki akses terhadap ketersediaan pangan.

"Selamat kepada Badan Pangan Nasional dan seluruh stakeholder, kami sangat mengagumi bahwa Badan Pangan Nasional di usianya yang baru satu setengah tahun sudah bisa menyelenggarakan event yang sangat besar sekali dan sangat berarti sekali terbentuknya pangkat untuk rakyat kita di seluruh Indonesia,” tutur dia.