JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi memastikan bahwa kehadiran gerakan pasar murah serentak nasional di 342 lokasi ini tidak akan mengganggu harga pangan di kelas produsen hingga pedagang.
Pasar murah ini digelar serentak pada 26 Juni 2023 di 342 titik lokasi yang tersebar di 301 Kabupaten/Kota di Indonesia. Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) bekerja sama dengan Kementerian/Lembaga terkait serta asosiasi.
“Insyaalah enggak (menganggu). Karena pengusaha, peternak, produsen itu, senang kalau ada standby buyer. Sehingga tugas beliau-beliau, perintah presiden produksi,” katanya kepada wartawan, Senin, 26 Juni.
Lebih lanjut, Arief mengatakan Gerakan Pasar Murah ini sebagai cara pemerintah yang berkolaborasi dengan produsen hingga pedagang untuk menjaga stabilisasi harga pangan dan juga inflasi.
“Diharapkan melalui pasokan pangan yang terjangkau secara luas, kebutuhan masyarakat terpenuhi, daya beli terjaga, serta inflasi di bulan Juni ini bisa terkendali dan tetap kembali turun,” ujarnya.
Arief mengaku sengaja meluncurkan GPM Serentak Nasional ini pada H-3 sebelum Iduladha. Sebab, menurut dia, ini adalah waktu yang ideal untuk masyarakat membeli kebutuhan pangan, khususnya untuk hari raya.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Arief mengatakan harga pangan yang dijual memenuhi aturan yang telah dibentuk seperti Harga Acuan Pembelian/Penjualan (HAP) dan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan.
“Hal ini sesuai dengan tujuan awal pelaksanaan GPM, yaitu menyediakan pangan yang terjangkau bagi masyarakat,” jelas Arief.
Sekadar informasi, pasar murah serentak nasional ini menyediakan berbagai kebutuhan pangan pokok untuk dijual dengan harga terjangkau atau di bawah harga pasar.
Sejumlah komoditas tersebut meliputi, beras, telur ayam, cabai, bawang merah, bawang putih, daging ayam, daging sapi, gula, minyak goreng, serta aneka sayuran dan buah-buahan.