Dukung Percepatan Kawasan Industri Morowali Sulteng, Ini Upaya yang Dilakukan Kementerian PUPR
Kawasan Industri Morowali di Sulawesi Tengah. (Foto: Dok. Kementerian PUPR)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mempercepat pengembangan infrastruktur di beberapa kawasan industri prioritas.

Salah satunya kawasan industri Morowali yang berada di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

kawasan industri Morowali juga merupakan salah satu proyek Strategis Nasional (PSN) berdasarkan Keputusan Permenko Nomor 9 Tahun 2022.

Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Kementerian PUPR Yudha Mediawan mengatakan, BPIW telah mengeluarkan SK Nomor 18/KPTS/KW/2023 tanggal 18 April 2023, terkait penyusunan masterplan kajian pengembangan wilayah guna mendukung percepatan pengembangan infrastruktur lima kawasan industri strategis.

"Penyusunan Rencana Pengembangan (Masterplan) Infrastruktur Perkotaan mendukung lima kawasan industri strategis merupakan arahan Menteri PUPR. Lokus yang diarahkan menjadi masterplan, yaitu Weda Bay, Sorowako, Morowali, Konawe, dan Tanjung Selor," kata Yudha lewat siaran persnya, Selasa, 20 Juni.

Yudha menyebut, masterplan itu juga akan mendukung program penanganan jalan melalui Inpres Percepatan Peningkatan Konektivitas dari Direktorat Jenderal Bina Marga.

kawasan industri Morowali sendiri berada di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, dengan target pengembangan Tahap I seluas 4.000 Ha dikelola oleh PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).

kawasan industri Morowali memili kawasan industri potensi utama berupa ferronikel, stainles steel, dan produk hilirnya.

Pada tahun anggaran (TA) 2020-2023, Kementerian PUPR telah melaksanakan pembangunan beberapa infrastruktur, seperti revitalisasi drainase melalui skema padat karya di ruas jalan Bungku-Bahodopi-Batas Sultra (2020), lalu pelebaran jalan Bahodopi-Batas Sultra (2021-2022), dan preservasi jalan Bungku-Bahodopi-Batas Sultra (2020-2023) dengan total investasi sebesar Rp135,8 miliar.

Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan BPIW, terdapat beberapa isu strategis dan permasalahan yang ada di kawasan industri Morowali, seperti kurangnya penataan bangunan dan lingkungan, penggunaan lahan se kawasan industritar kawasan industri yang didominasi oleh permu kawasan industriman dan hunian pekerja yang tersebar acak, banjir pada kawasan permu kawasan industriman se kawasan industritar kawasan industri, kemacetan di jalan nasional pada jam kerja, serta penumpukan sampah pada bahu jalan nasional dan jalan lingkungan kawasan permu kawasan industriman.

Selain itu, berkembangnya beberapa smelter lain dan IUP pada wilayah yang lebih luas akan memberikan dampak pada kualitas lingkungan dan fungsi infrastruktur konektivitas.

Oleh karena itu, Kementerian PUPR melakukan tindak lanjut terhadap permasalahan tersebut dengan menyusun rencana kegiatan yang akan dilakukan pada TA 2024.

Rencana kegiatan yang akan dilakukan pada TA 2024 meliputi peningkatan kapasitas jalan ruas Bungku-Bahodopi-Batas Sultra sepanjang 10 Km, pemugaran permu kawasan industriman kumuh se kawasan industritar kawasan industri Morowali seluas 20 Ha, dan sistem pengelolaan persampahan skala kawasan-pembangunan TPA Bahodopi seluas 20 Ha.

"Total investasinya sebesar Rp122 miliar," ujar Yudha.

Kementerian PUPR juga tengah mempersiapkan readiness criteria dari beberapa infrastruktur pendukung kawasan industri Morowali lainnya yang diper kawasan industrirakan dimulai pada TA 2025 dan selanjutnya.

"Kementerian PUPR juga akan menyiapkan peningkatan jaringan air baku, pelebaran jalan Bahonsuai-Bungku, pembangunan SPAM Kab. Morowali, sistem pengolahan air limbah domestik terpusat skala permu kawasan industriman di Kab. Morowali, sistem pengolahan persampahan skala kawasan Kab. Morowali, program BSPS, serta penyediaan akses rumah layak huni," pungkas Yudha.