Ekonomi Global Pulih, Chandra Asri Bukukan Laba Bersih 8,5 Juta Dolar AS di Kuartal I 2023
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) membukukan laba bersih setelah pajak 8,5 juta dolar AS di kuartal I 2023. Angka itu mengalami peningkatan bila dibanding perolehan rugi bersih 11,1 juta dolar AS di kuartal I 2022.

Laba yang positif tersebut diperoleh dari pendapatan bersih perseroan sebesar 502,3 juta dolar AS di kuartal I 2023. Meski demikian, posisi pendapatan bersih perseroan di tiga bulan pertama tahun ini mengalami penurunan bila dibanding periode tiga bulan pertama tahun 2022.

Direktur Chandra Asri, Suryandi mengatakan, kuartal I 2023 merupakan titik balik industri petrokimia.

Pertumbuhan sebagian besar dipengaruhi oleh pemulihan ekonomi global yang ditandai dengan kenaikan yang signifikan pada tingkat produksi Asia Tenggara dan pembukaan kembali China setelah diangkatnya restriksi COVID-19.

"Perseroan mencatatkan pendapatan bersih sebesar 502,3 juta dolar AS dan EBITDA positif sebesar 66,1 juta dolar AS di kuartal I 2023, dibandingkan dengan EBITDA sebesar 24,1 juta dolar AS pada kuartal I 2022 atau peningkatan sebesar 174 persen. Akhirnya laba bersih untuk 3 bulan pertama tahun ini mencapai 8,5 juta dolar AS," kata dia dalam keterangannya, dikutip Selasa 20 Juni.

Dia menyatakan, Chandra Asri tetap teguh dalam ketahanan finansial dan berhasil mempertahankan neraca yang kuat. Lalu, perseroan mempunyai fleksibilitas dalam menjalankan strategi bisnisnya.

Pada 31 Maret 2023, perseroan memiliki liquidity pool sebesar 2,3 miliar dolar AS yang terdiri dari kas dan setara kas sebesar 881 juta dolar AS, surat berharga 997 juta dolar AS, dan fasilitas committed revolving credit sebesar 422 juta dolar AS.

Pada 27 Februari 2023, perseroan berhasil mengakuisisi 70 persen saham di Krakatau Daya Listrik (bisnis ketenagalistrikan) dan 49 persen saham di Krakatau Tirta Industri (bisnis air) melalui special purpose vehicle, PT Chandra Daya Investasi.

Rangkaian transaksi bolt-on di sektor infrastruktur diarahkan untuk menghasilkan kinerja bisnis yang lebih kuat dengan risiko yang lebih kecil, melalui penciptaan ekosistem yang terintegrasi dan sinergi dalam kompleks industri di kawasan Cilegon.

"Ini adalah bagian dari strategi Programmatic M&A Perseroan, memanfaatkan kekuatan finansial Chandra Asri dan reputasi yang solid sebagai mitra pertumbuhan," jelas dia.

Lanjut dia menjelaskan, sementara volatilitas yang diperkirakan akan terus berlanjut karena ketidakpastian geopolitik dan harga energi yang sedang berlangsung, perseroan tetap yakin akan prospek jangka panjangnya dan melaksanakan rencana ekspansinya dengan disiplin dan fokus.

Pada kuartal I 2023, Chandra Asri menyelesaikan dan menandatangani MoU dengan INA, sovereign wealth fund, untuk bersama-sama mengembangkan pabrik chlor-alkali skala dunia di Indonesia, yang dirancang untuk melayani industri hilir Indonesia yang berkembang dan berfokus pada rantai nilai Kendaraan Listrik (EV).

"Sebagai bagian dari percepatan rencana investasi, perseroan juga telah menunjuk pemberi lisensi terkemuka dunia dan melanjutkan proses penawaran FEED," tukas Suryandi.