Bagikan:

JAKARTA – Bandara Jenderal Besar Soedirman (JBS) di Purbalingga, Jawa Tengah sedang bersiap untuk melayani penerbangan feeder umrah pada Agustus 2023 mendatang.

Bandara ini dipilih karena jumlah penduduk di wilayah ini cukup besar.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menggatakan, Purbalingga dan kawasan sekitarnya di Jawa Tengah bagian barat dan selatan memiliki jumlah penduduk yang cukup besar yaitu sekitar 5 sampai 7 juta.

Masyarakat tersebut berpotensi melakukan perjalanan biasa, bisnis, kedinasan, dan umrah.

Dengan dibukanya penerbangan feeder untuk umrah dengan paket khusus, mulai menggunakan pesawat dari Bandara JBS menuju ke Bandara Halim, lalu menggunakan bus ke Bandara Soekarno Hatta, akan semakin memudahkan masyarakat di Purbalingga dan sekitarnya.

“Untuk umrah kami akan membuat suatu paket secara khusus dengan harga yang kompetitif. Perjalanan bisa lebih cepat naik pesawat dari Bandara JBS. Tidak sampai lebih dari 5 jam seperti sebelumnya jika lewat jalur darat,” tuturnya dalam keterangan resmi, dikutip Senin, 19 Juni.

Terkait dengan ini, Budi mengaku pihaknya bersama stakeholder membahas secara komprehensif terkait upaya mengoptimalkan Bandara JBS.

Salah satunya yaitu melayani penerbangan feeder untuk umrah.

Budi bilang, pihaknya ingin memastikan konektivitas di bandara-bandara yang telah dibangun dapat berjalan baik.

Tidak hanya di Bandara JBS Purbalingga, tetapi juga bandara lainnya di Indonesia.

“Kami memetakan mana yang selama ini belum baik untuk kita improve, agar mendapatkan traffic yang baik dan dapat memudahkan masyarakat untuk melakukan pergerakan di bandara ini,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menjelaskan, pelayanan penerbangan feeder umrah dari Bandara JBS sangat disambut baik oleh para kepala daerah di lima Kabupaten di Banyumas Raya dan juga mendapat sambutan baik dari travel dan biro umrah setempat.

“Insyaallah perjalanan umrah akan lebih cepat. Biasanya, harus ke Jakarta terlebih dahulu dan harus menginap. Nanti kita bisa berangkat dari Bandara Jenderal Besar Soedirman, kemudian menuju Bandara Halim Perdanakusuma, langsung naik shuttle bus ke Cengkareng dan langsung pada hari itu juga berangkat ke Makkah,” tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaludin menyatakan dukungannya agar Bandara JBS melayani penerbangan feeder umrah. Pihaknya pun akan memberi sejumlah insentif.

“Pemberian skema insentif dalam konteks mendukung biaya operasional bandara, maskapai, dan juga para pelaku travel umrah ini menjadi lebih baik. Kami akan memberikan pembebasan bagi maskapai untuk biaya PJP4U. Terdiri dari biaya parkir pesawat, biaya landing pesawat, biaya counter check in, dan fasilitas dukungan lainnya,” katanya.