Bappenas: Pendapatan per Kapita Indonesia Bisa Mencapai 30.300 Dolar AS pada 2045
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa memproyeksikan pendapatan per kapita Indonesia akan mampu mencapai 30.300 dolar AS pada 2045 mendatang.

“Di tahun 2045, bangsa Indonesia kita harapkan akan menjadi negara dengan pendapatan per kapita setara negara maju, negara yang diperkirakan, kita akan mencapai 30.300 dollar AS per kapita atau kita akan mencapai 21.000 dollar AS pada tahun 2037,” kata Suharso, dikutip dari Antara, Jumat 16 Juni.

Hal itu ia sampaikan saat dalam acara peluncuran rancangan akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025 – 2045 untuk mewujudkan 'Visi Indonesia Emas 2045' di Jakarta, Kamis.

Suharso menjelaskan, Visi Indonesia Emas 2045 juga menargetkan Indonesia sebagai negara yang memiliki kepemimpinan dan pengaruh yang kuat di dunia internasional, dengan tingkat kemiskinan mendekati 0 persen serta presentase ketimpangan yang berkurang.

Untuk mewujudkan target tersebut, RPJPN 2025-2045 telah merumuskan 8 Agenda Pembangunan, 17 Arah Pembangunan yang diukur melalui 45 Indikator Utama Pembangunan.

Dalam menghadapi megatren global yang didorong oleh disrupsi teknologi, Indonesia harus mampu menciptakan perubahan.

Suharso menekankan pentingnya peran generasi muda serta industrialisasi guna menyongsong Indonesia Emas 2045.

“Generasi muda Indonesia, strategi besar yang kita perlukan itu adalah strategi yang utamanya adalah industrialisasi sebagai salah satu jawaban untuk membangkitkan, mendorong pertumbuhannya ekonomi Indonesia dan kita harus fokus pada industri-industri tertentu, pertumbuhan industri manufaktur kita harapkan bisa lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi sehingga kontribusinya terhadap industri manufaktur terhadap PDB bisa mencapai 30 persen,” ujarnya.

Agar lebih efektif, pemerintah akan berfokus pada industri-industri tertentu. Adapun industri tersebut di antaranya pertama, Industri Sumber Daya Alam (SDA). Kedua, Industri Dasar yang mencakup Kimia Dasar dan Logam.

Ketiga, Industri Berteknologi Menengah-Tinggi yang mencakup perkapalan dan kedirgantaraan, otomotif dan pertahanan. Keempat, yakni Industri Barang Konsumsi Berkelanjutan yang mencakup Industri Makanan dan Minuman, Industri Tekstil serta Alas Kaki.

Kelima sekaligus yang terakhir, yaitu Industri Berbasis Inovasi dan Riset, seperti Bioteknologi.