JAKARTA - Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Lampung (Unila) bersama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menjalin kerja sama penelitian kesehatan, pada Sabtu, 27 Mei. Kerja sama ini bertujuan untuk mengembangkan potensi tanaman herbal sebagai obat-obatan alami yang bermanfaat bagi kesehatan masyarakat.
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dilakukan Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan TIK Unila Dr. Ayi Ahadiat, S.E., M.B.A., dan Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk Irwan Hidayat. Acara penandatanganan berlangsung di Gedung Student Center Fakultas Ekonomi Bisnis Unila.
Irwan Hidayat mengatakan, kerja sama ini merupakan bentuk dukungan Sido Muncul terhadap penelitian-penelitian yang dilakukan FK Unila, khususnya yang berkaitan dengan tanaman herbal seperti stevia, kunyit, dan lainnya.
“Kami berharap kerja sama ini dapat menghasilkan inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi kesehatan masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup bangsa,” kata Irwan, dikutip dari laman Unila, Senin 29 Mei.
Dr. Ayi Ahadiat menyambut baik kerja sama ini dan mengapresiasi komitmen Sido Muncul dalam mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan.
Unila, katanya, memiliki banyak peneliti yang berkompeten dan berpengalaman dalam mengeksplorasi kekayaan alam Provinsi Lampung, terutama tanaman herbal yang memiliki potensi besar sebagai obat-obatan alami.
“Unila terus berkomitmen untuk mendukung dan melakukan penelitian-penelitian yang mengeksplorasi potensi kekayaan alam di Provinsi Lampung baik penelitian di bidang kesehatan maupun bidang lain yang relevan,” ujarnya.
Sebagai rangkaian dari kerja sama ini, FK Unila dan Sido Muncul juga menyelenggarakan seminar nasional hybrid dengan tema “Memanfaatkan Obat Herbal Menuju Indonesia Sehat” yang bertepatan dengan hari Jamu Nasional. Seminar ini diikuti ratusan peserta baik secara luring maupun daring.
Narasumber sesi pertama antara lain Apt. Mohamad Kashuri, M.Farm., selaku Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik BPOM RI, Dr. Apt. Agusdini Banun Saptaningsih, MARS, selaku Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI, serta Irwan Hidayat.
BACA JUGA:
Selanjutnya narasumber pada sesi kedua yakni Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro–Semarang Dr. Noor Wijayahadi, M.S., Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Ipang Djunarko, S.Si., M.Sc., Apt., serta Dosen Fakultas Kedokteran Unila Dr. Si. dr. Syazili Mustofa, M.Biomed.
Seminar dibagi menjadi dua sesi ilmiah yang membahas tentang pengawasan obat tradisional di Indonesia dan industri herbal berbasis good manufacturing practice (GMP), serta manfaat tolak angin, pemanfaatan tanaman obat dalam penemuan obat baru, dan mekanismenya dalam pengobatan penyakit.
Seminar ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan inspirasi bagi para peserta tentang manfaat dan pengembangan obat herbal di Indonesia.