JAKARTA - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) melalui produk unggulannya Tolak Angin bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri) menggelar seminar hybrid bertajuk "Memanfaatkan Obat Herbal Menuju Indonesia Sehat". Dalam seminar yang digelar di Aula Azwar Agoes Fakultas Kedokteran FK Unsri pada Kamis 31 Agustus tersebut, Sido Muncul berupaya mendorong penggunaan obat herbal dan pengembangan serta pemanfaatannya untuk kesehatan masyarakat.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang obat herbal atau yang dikenal jamu perlu terus dilakukan oleh berbagai stakeholder, mulai dari pemerintah, akademisi, dunia usaha dan masyarakat untuk mendukung pelayanan kesehatan dan kemandirian bahan baku obat nasional.
Sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati yang tinggi, Indonesia tidak kekurangan spesies tumbuhan dan tanaman obat herbal. Sayangnya belum semua termanfaatkan untuk pengobatan.
Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan seminar yang diadakan di Palembang merupakan ke-49 yang diinisiasi Sido Muncul sejak 2007. Dengan adanya seminar ini dapat mendorong akademisi kedokteran untuk terus melakukan penelitian tanaman obat secara ilmiah.
"Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang jamu atau herbal perlu terus dilakukan oleh pemerintah, akademisi, dunia usaha, dan masyarakat yaitu dengan saintifikasi jamu, dalam hal ini berbasis penelitian, dan pelayanan kesehatan," ujar Irwan, dikutip Sabtu 2 September.
Selain itu, Irwan menginginkan seminar ini dapat membuka mata dunia kedokteran serta wawasan mengenai industri jamu, dan penelitian yang telah dilakukan Sido Muncul untuk pelayanan kesehatan masyarakat.
"Semua yang kami lakukan dengan penelitian mengembangkan produk, dan penggunaan jamu untuk pelayanan kesehatan," tutur Irwan.
Menurutnya, Indonesia sebagai negeri yang kaya akan tanaman obat dan herbal, namun masih belum bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri masih banyak yang belum terstandasisi.
Irwan berharap para akademisi kedokteran terdorong untuk terus melakukan penelitian tanaman obat secara ilmiah. Tidak hanya bergantung kepada obat modern yang berbasis kimia. Selain itu, dunia kedokteran mendapat wawasan mengenai industri jamu, penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan produk, dan penggunaan jamu untuk pelayanan kesehatan.
Irwan menambahkan, permasalahan awal dari minimnya penggunaan obat herbal adalah kurangnya pengetahuan dokter atas jenis tanaman. Padahal, bila dipahami lebih mendalam, tanaman herbal dapat membantu seorang pasien sembuh dari penyakit.
"Tidak ada penelitian bahan alam, kalau satu dokter paham dengan obat herbal, jelas penggunaan herbal akan lebih digunakan," ujarnya.
Seminar yang dihadiri sekitar 300 peserta lebih terdiri dari kalangan kedokteran, apoteker, serta tenaga kesehatan dengan menghadirkan enam narasumber, yang dibagi dalam dua sesi.
Pada sesi pertama menampilkan apt Dra Reri Indriani MSi, Plt Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional Suplemen Kesehatan dan Kosmetik BPOM RI yang mengangkat tema mengenai Kebijakan Pengawasan Obat Tradisional Indonesia dalam mendukung Program Indonesia Sehat, Dr apt Dra Agusdini Banun Saptaningsih MARS.
Sedangkan pada sesi kedua menampilkan dr Noor Wijayahadi Mkes PhD Fakultas Kedokteran Unversitas Diponegoro (Undip) Semarang mengenai Uji Manfaat Tolak Angin, Dr apt Ipang Djunarko SSi MSc.
Peneliti Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta mengenai Uji Toksisitas Subkronis Tolak Angin, dan Dr dr Mgs Irsan Saleh M Biomed Wakil Dekan II Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Palembang mengangkat tema mengenai Drug Discovery Pemanfaatan Tanaman Asli Indonesia Keramuning sebagai Kandidat Obat Diabetes Melitus.
Irwan menuturkan Seperti halnya produk Tolak Angin, Sido Muncul telah melakukan berbagai penelitian, yaitu Uji Toksisitas dan Uji Khasiat, hasilnya minum Tolak Angin dalam jangka panjang tidak menimbulkan efek samping jika diminum sesuai dosis anjuran (tidak menimbulkan efek toksit bagi organ tubuh).
Senada Wakil Rektor Universitas Sriwijaya (UNSRI) Prof Dr Ir M Said MSc mengatakan pihaknya sangat mendukung metode pengobatan menggunakan herbal untuk Menuju Indonesia Sehat 2045. Menurutnya, pengobatan dengan tanaman herbal lebih tepat dibandingkan obat yang berbahan kimia.
Namun, dalam prosesnya sangat diperlukan pendampingan dari dunia industri dan praktisi kesehatan agar tanaman-tanaman obat dan herbal yang ada bisa menjadi produk yang terstandar dan bermanfaat.
Said menambahkan, saat ini animo masyarakat sangat besar terhadap penggunaan obat-obatan herbal karena memiliki banyak manfaat. Pihaknya sangat bersemangat melakukan penelitian tanaman obat dan herbal yang jenisnya banyak sekali dan belum tereksplor.
"Kami terus melakukan riset bersama terhadap tanaman obat-obatan seperti melakukan kerja sama dengan Sido Muncul dan pihak lain karena masih banyak tanaman-tanaman yang belum tereksplorasi dengan baik padahal banyak sekali manfaatnya. Intinya kami sangat mendukung atas terselenggaranya seminar ini dan semoga bisa terus bekerja sama dengan Sido Muncul," tuturnya.
Dengan hasil penelitian tersebut, Unsri akan bekerja sama dengan Sido Muncul untuk mendorong budidaya tanaman obat herbal di masyarakat. Apalagi kampus Indralaya (Unsri) luasnya 740 hektare, ada lima embung.
"Lahannya masih tersedia bisa digunakan untuk tanaman obat. Nanti akan dituangkan MOU dari hulu sampai hilirnya agar dapat dibudidayakan lebih lanjut," ujarnya.