JAKARTA - PT Mitra Investindo Tbk (MITI) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada hari ini, Kamis 24 Mei, yang salah satu keputusannya adalah menetapkan penggunaan laba bersih sebagai dividen sebesar Rp5,31 miliar.
Pembagian dividen tunai final tersebut setara Rp1,50 per saham. Sebagai informasi, pada 2022 MITI membukukan pendapatan bersih sebesar Rp121,89 miliar atau naik sebesar 496 persen dari posisi Rp20,47 miliar dibandingkan pendapatan pada tahun 2021.
EBITDA juga mengalami peningkatan sebesar 196,31 persen seiring dengan meningkatnya pendapatan tahun 2022, dari semula Rp21,94 miliar menjadi Rp7,40 miliar. Adapun laba bersih MITI naik menjadi Rp5,35 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp5,22 miliar.
Manajemen MITI menyebutkan telah menyelesaikan perjanjian jual beli saham atas akusisi 99 persen saham PT Pelayaran Karana Line (PKL) milik PT Pelayaran Samudra Karana Line (PSKL).
Lalu pembelian 70 persen saham PT KAL yang bergerak di bidang logistik bongkar muat untuk mengintegrasikan kegiatan pelayaran dan logistik ke dalam Perseroan sebagai induk dari entitas anak. Manajemen MITI menyatakan telah memiliki 3 segmen usaha sejalan road map integrasi bisnis pelayaran dan total logistik serta ekspansi bisnis yang telah direncanakan pasca transformasi usaha.
Adapun PT Mitra Investindo Tbk. (MITI) mencatat pendapatan konsolidasian senilai Rp84,246 miliar dengan laba bersih Rp14,31 miliar pada kuartal I2023. Direktur Keuangan Mitra Investindo Ignatius Edy Suhardaya mengatakan capaian tersebut setara dengan realisasi 69,12 persen pendapatan dan 93,26 persen laba bersih perseroan pada 2022.
Menurutnya segmen usaha penanganan kargo bongkar muat (stevedoring) memberikan kontribusi capaian sebesar Rp54,421 miliar atau sebesar 64 persen dari total pendapatan. Disusul pendapatan segmen usaha jasa pelayaran senilai Rp16,041 miliar atau sebesar 19,04 persen dari total pendapatan konsolidasian kuartal I 2023.
BACA JUGA:
Ignatius mengatakan torehan tiga bulan pertama akan menjadi acuan kinerja selama 2023.
"Torehan tersebut akan menjadi basis pencapaian kinerja 2023 yang diharapkan akan mengalami lonjakan perolehan pendapatan dan laba sebesar 4 kali lipat," katanya.
Dia optimistis target tersebut dapat terealisasi apabila diproyeksikan setahun penuh untuk 2023 dengan memperhatikan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2023 sebesar 5,3 persen (yoy).
Selain itu, proyeksi kenaikan nilai ekspor pada tahun 2023 sebesar 12,8 persen dan nilai impor sebesar 14,9 persen, meski lebih melambat dibandingkan tahun 2022 yang mencapai pertumbuhan ekspor sebesar 29,4 persen dan impor sebesar 25,37 persen.