Bagikan:

JAKARTA - Layanan mobile banking PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mengalami error sejak Senin 8 Mei 2023. Diduga gangguan ini diakibatkan serangan ransomware.

Pakar Keamanan Siber Teguh Aprianto melalui cuitannya di Twitter mengkonfirmasi kebenaran hal itu.

"Setelah kemarin seluruh layanan @bankbsi_id offline selama beberapa hari dengan alasan maintenance, hari ini confirm bahwa mereka jadi korban ransomware," tulis Teguh yang dikutip Sabtu 13 Mei.

Teguh mengatakan jika setidaknya total data yang dicuri sebesar 1,5 TB, di antaranya adalah 15 juta data pengguna dan password untuk akses internal dan layanan yang mereka gunakan.

"Selain itu kebocoran ini juga termasuk data karyawan, dokumen keuangan, dokumen legal, NDA dll," lanjut Teguh.

Ia merinci, data pelanggan yang bocor di antaranya adalah nama, nomor handphone, alamat, saldo rekening,nomor rekening, history transaksi, tanggal pembukaan rekening, informasi pekerjaan dan informasi lainnya.

Sebelumnya dalam keterangan resmi yang diterima VOI pada Rabu 10 Mei, Direktur Utama BSI Hery Gunardi menuturkan jika BSI masih melakukan penelusuran terkait adanya serangan siber.

“Hal tersebut perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik. Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, baik itu regulator maupun pemerintah,” tutur Hery.

Hery menegaskan komitmen BSI sebagai institusi perbankan untuk terus memperkuat pertahanan dan keamanan cyber, terutama demi kepentingan nasabah.

Dia menekankan, pihaknya tidak henti mengingatkan nasabah untuk terus menjaga kewaspadaan dan berhati-hati terhadap berbagai bentuk modus penipuan serta kejahatan digital yang mengatasnamakan Bank Syariah Indonesia.

“Sekali lagi kami mohon maaf atas ketidaknyaman ini dan terima kasih atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan kepada BSI,” tutupnya.