JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia Indonesia Tbk. (BRI) disebutkan mengalami kenaikan saham Rp125 atau 2,49 persen pada level Rp5.150 pada penutupan perdagangan kemarin, 27 Maret usai pemaparan kinerja positif di sepanjang kuartal I 2023.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan torehan peningkatan itu menyentuh level tertinggi sepanjang masa (all time high) perseroan di penutupan perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI).
”Kenaikan harga BBRI tersebut membuat kapitalisasi pasar BBRI menjadi Rp772,7 triliun dan mengindikasikan kepercayaan investor terhadap BRI terus meningkat meskipun di tengah risiko perekonomian global yang masih menantang,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat, 28 April.
Menurut Sunarso, pencapaian moncer BRI di tiga bulan pertama tahun ini tercermin dari laba secara konsolidasian (BRI Group) sebesar Rp15,5 triliun atau tumbuh 27,3 persen year on year (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya. Hasil apik itu diiringi dengan pertumbuhan aset menjadi Rp1.822,9 triliun atau tumbuh 10,4 persen.
“Pencapaian tersebut tak lepas dari komitmen BRI yang mampu menciptakan value secara konsisten dengan fokus tumbuh pada segmen UMKM, dengan pengelolaan risiko yang baik. Di samping itu, kami juga terus melanjutkan transformasi digital untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, serta meningkatkan pelayanan kepada para nasabah,” tuturnya.
Bank pelat merah itu tercatat pula mengalami peningkatan dari sisi penyaluran kredit dengan kontributor utama di segmen mikro yang tumbuh 11,1 persen, sehingga total kredit dan pembiayaan BRI Group menjadi sebesar Rp1.180,1 triliun.
“Khusus untuk segmen UMKM porsinya telah mencapai 83,8 persen dari total kredit BRI atau setara dengan Rp989,6 triliun”, jelasnya.
Sunarso menjelaskan, pertumbuhan kredit tersebut juga diiringi dengan pengelolaan manajemen risiko yang prudent dalam penyaluran kredit. Tercermin dari rasio NPL pada akhir kuartal I 2023 sebesar 2,86 persen atau membaik apabila dibandingkan dengan NPL pada periode yang sama tahun lalu sebesar 3,09 persen.
BACA JUGA:
“Meskipun kualitas kredit membaik, BRI tetap menyediakan pencadangan yang memadai dengan NPL Coverage mencapai 282,4 persen. Hal ini merupakan langkah antisipatif dan upaya mitigasi risiko menghadapi ketidakpastian perekonomian global, kenaikan inflasi dan suku bunga, dan perlambatan ekonomi dunia,” tegas dia.
Dari sisi pendanaan, BRI mampu menghimpun DPK sebesar Rp1.255,4 triliun atau tumbuh double digit sebesar 11,4 persen. Di samping itu, kontributor lain yang menjadi penopang kinerja BRI yakni pendapatan berbasis komisi atau Fee Based Income (FBI) yang tumbuh 11,4 persen atau mencapai senilai Rp5,08 triliun.
“BRI optimistis prospek dan kinerja industri perbankan akan lebih baik di tahun 2023, dengan kredit ditargetkan tumbuh di level 10-12 persen dan didukung oleh penguatan pada segmen UMKM khususnya Mikro dan Ultra Mikro,” tutup Sunarso.