Bagikan:

JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) tercatat sudah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp3,6 triliun pada kuartal I 2023. Torehan itu menjadikan akumulasi KUR perseroan mencapai Rp50,1 triliun di Maret yang lalu.

Direktur Retail Banking BNI Putrama Wahju Setyawan mengatakan pihaknya berupaya proaktif untuk terus mendorong penyaluran program pembiayaan UMKM pemerintah ini guna terus memberi kekuatan pada pertumbuhan ekonomi tahun ini.

Kata dia, perseroan melihat sektor perdagangan dan pertanian, yang merupakan sektor andalan, masih menunjukkan permintaan cukup baik dan berkualitas pada awal 2023.

"Tentunya, kami optimistis dapat menyalurkan KUR sesuai dengan alokasi yang telah ditetapkan pemerintah melalui berbagai terobosan yang akan kami lakukan di tahun ini," ujarnya melalui keterangan tertulis, dikutip Rabu, 26 April.

Putrama menjelaskan, tren pemulihan ekonomi mendorong pertumbuhan pembiayaan serta dukungan pemerintah kepada UMKM, menjadi momentum yang akan dioptimalkan oleh perseroan.

Selain itu, bank yang dikendalikan oleh pemerintah ini memiliki sejumlah strategi untuk meningkatkan penyaluran KUR antara lain melalui penyaluran value chain nasabah/debitur segmen korporasi, komersial maupun UKM.

“BNI juga akan mendorong pembiayaan berbasis ekosistem klastering dan pengembangan digitalisasi proses kredit untuk percepatan proses kredit,” tuturnya.

Putrama mengungkapkan pula jika BNI berkomitmen mendorong UMKM go global dengan menembus pasar mancanegara.

“Kami mendukung UMKM untuk memperluas pasar ke luar negeri melalui beberapa program meliputi business matching, pembinaan/pelatihan serta mendorong peran kantor cabang luar negeri (KCLN) dengan diaspora. Tentunya ini semua dilakukan untuk membantu pelaku UMKM tumbuh dan melompat lebih tinggi,” tegas dia.

VOI mencatat, dalam tiga bulan pertama tahun ini BNI sukses mencetak laba bersih konsolidasi sebesar Rp5,2 triliun. Angka itu melesat 31,8 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dari sebelumnya Rp3,9 triliun.

Capaian moncer ini turut disokong oleh kinerja intermediasi yang tumbuh 7,2 persen yoy menjadi Rp634,3 triliun.