Bagikan:

JAKARTA - PT TBS Energi Utama Tbk melalui anak perusahaannya, PT Energi Baru TBS bermitra dengan PLN Batam dan PLN Nusantara Power menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk mengembangkan proyek PLTS Apung Tembesi.

Nantinya listrik yang dihasilkan dari pembangkit ini akan dimanfaatkan untuk menerangi Pulau Batam dan sekitarnya, yang terhubung dengan jaringan listrik PLN Batam.

Direktur Utama Energi Baru TBS, Dimas Adi Wibowo mengatakan, proyek ini merupakan langkah penting dalam transformasi energi di Pulau Batam dan sejalan dengan dukungan perusahaan terhadap visi pemerintah dalam mencapai target energi terbarukan.

"Proyek ini merupakan langkah penting dalam transformasi energi di Pulau Batam dan dukungan kami terhadap visi pemerintah untuk mencapai target energi terbarukan," ujarnya kepada media, Senin 17 April.

Dengan kapasitas 42 MWp, lanjutnya total investasi yang akan dikeluarkan oleh TBS diperkirakan mencapai 50 juta dolar AS dan diharapkan mulai beroperasi pada tahun 2024.

"Proyek ini menjadi prioritas TBS dalam sektor energi terbarukan dan akan menjadi proyek energi terbarukan skala besar pertama di Pulau Batam," lanjutnya.

Saat ini, Nusantara Power sedang mengembangkan PLTS Apung di Waduk Cirata, Jawa Barat, dengan kapasitas 145 MWac, yang akan menjadi PLTS Apung pertama di Indonesia.

Keterlibatan Nusantara Power di proyek PLTS Apung Tembesi diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan keandalan listrik serta berkontribusi pada penguatan kelistrikan di Pulau Batam.

Sementara itu, Direktur PT TBS Energi Utama Tbk, Juli Oktarina mengungkapkan, inisiatif ini sejalan dengan komitmen TBS untuk mengembangkan energi terbarukan di Indonesia dan berharap bahwa proyek PLTS Apung Tembesi akan menjadi contoh bagi proyek energi terbarukan di Indonesia.

"Kami percaya bahwa proyek PLTS Apung Tembesi akan menjadi contoh inspiratif bagi pengembangan energi terbarukan lainnya di Indonesia," ujar Juli.

Asal tahu saja, infrastruktur ketenagalistrikan di Pulau Batam hingga saat ini masih didominasi oleh energi fosil, seperti gas, diesel dan batubara.

Karena itu, kata dia, kehadiran PLTS Apung Tembesi akan menjadi tonggak awal pengembangan energi terbarukan skala besar di Pulau Batam.

Dengan banyaknya reservoir di Pulau Batam, pengembangan PLTS Apung diharapkan dapat menjadi strategi peningkatan bauran energi terbarukan di wilayah tersebut.

Waduk di Pulau Batam berfungsi utama sebagai penyedia air minum, sehingga keberadaan PLTS Apung harus beriringan dengan upaya menjaga dan mengoptimalkan fungsi utama waduk.

TBS dan Nusantara Power akan melakukan kajian lingkungan dan memilih teknologi yang memenuhi standar baku serta tidak mengubah kualitas air waduk saat pembangkit beroperasi.

Saat ini, Pulau Batam memiliki beban puncak sekitar 440 MW. Keberadaan PLTS Apung berkapasitas 42 MWp akan berkontribusi pada penguatan ketenagalistrikan di Pulau Batam, serta meningkatkan rasio energi terbarukan di pulau tersebut.