Bagikan:

JAKARTA - PLN Nusantara Power (PLN NP) menggandeng perusahaan asal Tiongkok, yaitu Shandong Electric Power Engineering Consulting Institute Corp., LTd. (SDEPCI) untuk bekerja sama dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Indonesia dan luar negeri.

SDEPCI adalah anak perusahaan dari State Power Investment Corp.,Ltd. Cina yang merupakan perusahaan Fortune Global 500.

"Melalui kerja sama strategis ini kami telah berhasil memetakan potensi pemanfaatan angin menjadi PLTB yang mencapai 1.000 megawatt (MW) yang tersebar di 5 lokasi. Besar harapan kami untuk dapat memaksimalkan potensi angin lainnya di lokasi yang berbeda," ujar Direktur Utama PLN Nusantara Power Ruly Firmansyah, Sabtu 7 September.

Dikatakan Ruly, PLN NP berkolaborasi dengan SDEPCI akan bersinergi dalam melakukan studi, menjajaki peluang, serta pengembangan dalam tahap awal pengembangan proyek PLTB.

Muhammad Reza, Direktur Pengembangan Bisnis dan Niaga PLN NP yang menandatangani MoU dengan SDEPCI menyatakan bahwa kerja sama ini akan berlaku selama 2 (dua) tahun dan akan membawa dampak positif bagi PLN NP.

"Sinergi internasional ini menjadi jembatan PLN NP dalam mendapatkan pengetahuan, keterampilan, skills, dan pengalaman dari perusahaan luar negeri yang telah berpengalaman dalam pengembangan PLTB," terang Reza.

PLN Nusantara Power melalui anak perusahaannya, PLN Nusantara Renewables (PLN NR) menggandeng Total Energies, Adaro Power, tengah menyiapkan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tanah Laut. Berlokasi di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, PLTB Tanah Laut akan menjadi proyek pembangkit listrik bertenaga angin pertama yang ada di portofolio PLN Group di Pulau Kalimantan.

PLTB ini berkapasitas 70 Megawatt (MW) yang terdiri atas 11 turbin yang masing-masing berkapasitas 6,6 MW. Tidak hanya pembangkit utama, sebuah fasilitas Battery Energy Storage System (BESS) berkapasitas 10 MW/10MWh pun disiapkan untuk mengatasi intermitensi produksi listrik saat PLTB beroperasi. Hal ini menjadikan PLTB Tanah Laut sebagai pembangkit listrik hybrid pertama di Indonesia yang berbasis angin.

Proyek ini juga menambah portofolio pembangkit EBT PLN NP melalui PLN Nusantara Renewables, yang sebelumnya telah sukses mengembangkan PLTS Terapung Cirata 145 MWac, sinkronisasi PLTS IKN 10 MW dilanjutkan menuju 50 MW, serta berbagai proyek energi terbarukan lainnya yang terus diakselerasi progresnya seperti PLTS Terapung Tembesi dan PLTA Batang Toru.