Bagikan:

JAKARTA - PT Sarinah (Persero) optimistis dengan kinerja pada tahun ini akan meningkat.

Direktur Keuangan Manajemen Risiko dan Administrasi Sarinah, Albert Aulia Ilyas mengatakan, sikap optimisme tersebut berangkat dari perbaikan kinerja yang meningkat sejak awal tahun 2023.

Albert mengakui, kinerja keuangan Sarinah memang mencatatkan rugi pada 2021.

Hal tersebut, kata Albert, terjadi karena Sarinah ditutup untuk direnovasi. Sehingga, tidak dapat beroperasi.

“Kenapa 2021 masih merugi, karena kita soft opening baru Maret 2023. Selama tahun 2021 (Sarinah) tutup dan (dilakukan) renovasi. Kemudian grand opening pada Juni,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Senin, 17 April.

Namun, kata Albert, pembukaan kembali tidak langsung mendorong kinerja Sarinah. Sebab pada awal pembukaan, masyarakat masih dibayang-bayani pandemi COVID-19 meskipun pemerintah sudah mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

“Saat PPKM dicabut dan kita buka di Maret 2023 tidak langsung ramai (pengunjung). (Masyarakat) ke mal masih agak parno. Jadi usaha kita membagikan kepercayaan diri konsumen dengan protokol kesehatan (prokes) ketat,” katanya.

Kata Albert, penyewa (tenant) di Sarinah pun tidak langsung membuka gerainya saat PPKM resmi dicabut pemerintah.

Menurut dia, penyewa masih pada posisi wait and see dengan kondisi pasar.

“Namun sekarang beranjak naik. Sampai Desember di (angka) 85 sampai 86 persen (okupansinya). Kita harapkan di kuartal III (tahun ini) sudah 100 persen,” tuturnya.