JAKARTA - PT MPX Logistics International Tbk berencana melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO). Pasalnya akan melepas 400 juta saham baru atau 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.
Perseroan menetapkan harga penawaran awal atau book building sekitar Rp103 hingga Rp110 per lembar saham. Sehingga perseroan ditargetkan meraih dana sekitar Rp41,2 miliar hingga Rp44 miliar.
Direktur Utama MPXL Wijaya Candera dalam keterangan resmi, di Jakarta, Selasa, menyampaikan dana hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi efek, sekitar 12,7 persen akan digunakan untuk pembayaran uang muka untuk pembelian armada truk.
Dia menjelaskan perseroan telah melakukan pemesanan sebanyak 10 unit kendaraan dengan harga setiap kendaraan dan karoseri tangki sekitar Rp1,3 miliar untuk meningkatkan pendapatan perseroan.
Kemudian, sebesar 36,9 persen dana hasil IPO untuk pembelian tanah dan bangunan di Provinsi Banten untuk mendukung dan memperlancar aktivitas perseroan.
Sisanya, sekitar 50,2 persen dana hasil IPO untuk modal kerja, yaitu untuk pembelian material, biaya operasional, pemeliharaan kendaraan, pengurusan perizinan kendaraan, biaya kantor lainnya, pelunasan utang dagang, dan pelunasan akrual.
Bersamaan dengan IPO, perseroan juga menerbitkan Waran Seri I sebanyak-banyaknya 80 juta Waran Seri I atau setara dengan sebanyak-banyaknya 5 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh.
Waran Seri I akan diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru, dengan setiap pemegang 5 saham baru perseroan berhak memperoleh 1 Waran Seri I, yang mana setiap 1 Waran Seri I dapat ditukar dengan 1 saham biasa.
Kisaran harga pelaksanaan sebesar Rp198 hingga Rp368 setiap saham, yang dapat dilaksanakan setelah 6 bulan sejak Waran Seri I diterbitkan, yaitu mulai tanggal 9 November 2023 sampai dengan 8 Mei 2024.
Rencananya, masa penawaran umum akan dilakukan pada 3 hingga 5 Mei 2023, distribusi secara elektronik pada 8 Mei 2023, serta pencatatan secara resmi di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan dilangsungkan pada 9 Mei 2023.
“Sementara dari pelaksanaan Waran Seri I yang kami tawarkan guna menarik minat investor, akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja, yaitu untuk pembelian material, biaya operasional, pemeliharaan kendaraan, pengurusan perizinan kendaraan, biaya kantor lainnya, dan pelunasan utang dagang,” ujar Wijaya.
BACA JUGA:
Adapun, bertindak sebagai perusahaan penjamin pelaksana emisi efek yakni PT Panin Sekuritas Tbk (PANS).
Selain melakukan aktivitas jasa angkutan pendukung infrastruktur, Wijaya menjelaskan saat ini perseroan juga melakukan aktivitas perdagangan material khususnya semen curah dan Fly Ash dan Bottom Ash (FABA).
Menurut dia, prospek kinerja perseroan ke depan sangat baik dengan indikasi kinerja industri semen yang stabil pada tahun lalu ditambah tren perbaikan konsumsi semen terjadi sejak tahun 2021 yang bertumbuh sebesar 4,3 persen setelah pada 2020 yang mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 10,7 persen secara tahunan.
“Dengan adanya pembangunan IKN hal ini akan menjadi domino efek untuk pembangunan infrastruktur hingga fasilitas penunjang ditambah pembangunan properti pendukung seperti gedung perkantoran dan perumahan, otomatis hal ini akan mendongkrak konsumsi semen nasional dan berdampak pada bisnis perseroan,” ujar Wijaya pula.