Bagikan:

JAKARTA – Tercatat secara perdana di pada 27 Januari 2023, emiten PT Jasa Berdikari Logistics Tbk (LAJU) terus menunjukkan tren positif sebagai salah satu pencetak cuan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

PT Jasa Berdikari Logistics Tbk (LAJU) menyampaikan laporan bulanan registrasi pemegang efek, di mana terdapat nama-nama besar seperti Djoko Susanto, pendiri Alfamart dan beberapa anggota keluarganya serta Ibu Marina Budiman, petinggi DCII yang juga merupakan perempuan terkaya di Indonesia versi majalah Forbes 2021.

Pada Kamis, 9 Februari, saham LAJU ditutup di harga Rp206 per lembar, naik sebesar 19.08 persen.

Informasi itu disinyalir turut mendorong terjadinya ‘rally’ di Jumatnya, 10 Februari 2023. Saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sore berakhir melemah di zona merah dengan ditutup turun -0,25 persen, emiten PT Laju sebagai debutan justru mengalami kenaikan sebesar 18,45 persen, ditutup di harga Rp 244 per lembar saham.

Secara fundamental PT. Jasa Berdikari Logistics Tbk. (LAJU) merupakan jasa pendukung bisnis retail seperti Alfamart (AMRT), Indomaret (DNET) dan Alfamidi (MIDI).

PT LAJU bahkan menjadi tulang punggung logistik Alfamidi (MIDI) sejak 2010.

Sejalan dengan agenda pemerintah menjaga konsumsi masyarakat dalam menghadapi gelombang resesi dunia di 2023, diyakini akan mendorong pertumbuhan industri retail di tahun 2023 ini.

Pergerakan saham menyangkut retail dan logistik juga tergambar di akhir tahun 2022. Pada tanggal 6 Desember 2022 misalnya, PT. Multi Medika Internasional (MMIX) mencatatkan IPO dan menarik perhatian dikarenakan perusahaan ini merupakan pemegang lisensi merchandise artis-artis KPOP Korea seperti Hybe, BTS, Black Pink dan lainnya di Indonesia.

Produk ini banyak dijual melalui jaringan retail modern Alfamart, Alfamidi dan Indomaret. Sampai penutupan pasar Jumat, 10 Februari, MMIX sudah mengalami kenaikan hampir 300 persen dari harga penawaran IPO nya.

Sementara saat ini LAJU sudah mengalami kenaikan sebesar 244 persen dari harga IPO nya.

Kedua emiten ini terbilang memiliki cerita sama dengan keberadaan figur dan juga fundamental yang relevan dengan kondisi ekonomi 2023.

Optimistis tren pertumbuhan ekonomi nasional yang positif dapat berlanjut pada tahun ini dengan imbas meningkatnya sektor bisnis logistik juga diyakini Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI).

Ketua DPW ALFI DKI Jakarta, Adil Karim mengungkapkan, program hilirisasi industri di dalam negeri akan mendorong sekaligus menggeliatkan aktivitas rantai pasok produk-produk dalam negeri.

“Penguatan industri domestik sangat berperan dalam menangkal isu ancaman resesi perekonomian global pada tahun ini,” kata Adil.

Adil menambahkan, aktivitas dunia usaha termasuk sektor bisnis logistik di Indonesia kembali bergerak tumbuh pada 2022 lalu, seiring dengan tingkat pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,31 persen.

Sebelumnya, peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Agus Herta Sumarto berpendapat pergerakan positif saham perusahaan seringkali ikut dipengaruhi oleh figur pemilik atau keterkaitan dengan pihak tertentu.

“Valuasi suatu saham biasanya didasarkan pada kinerja perusahaan maupun proyeksi atau ekspektasi atas hasil kinerja di masa depan,” ujarnya.

Menurut Agus, ekspektasi tersebut seringkali ikut memunculkan unsur penilaian yang subyektif, di samping ada penilaian terukur terhadap aspek fundamental saham secara obyektif.

“Siapa pemilik, siapa top manajemennya, apakah ada kedekatan dengan penguasa atau tidak, unsur-unsur subjektivitas ini yang seringkali memengaruhi pergerakan harga saham di luar faktor fundamentalnya,” kata Agus.