Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menyelenggarakan program Entrepreneur Hub Jakarta sebagai upaya mempercepat target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 berupa rasio wirausaha sebesar 3,95 persen.

Untuk meningkatkan rasio kewirausahaan tersebut, KemenKop UKM turut menggandeng berbagai pihak atau kolaborator, seperti Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Provinsi DKI Jakarta, serta Komunitas Tangan Di Atas.

Kemudian, ada Perguruan Tinggi, di antaranya Universitas Bina Nusantara, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Mercu Buana, Universitas Podomoro, dan Universitas Trisakti, serta sektor swasta lainnya, seperti BTPN, PVG, Rumah Zakat Indonesia.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, Indonesia perlu menyiapkan entrepreneur andal, meskipun jumlah UMKM cukup banyak mencapai 64 juta, tetapi sebagian besar masih berskala usaha mikro atau ekonomi subsisten.

"Yang perlu disiapkan betul-betul adalah keinginan menjadi entrepreneur. Di negara maju, rasio kewirausahaannya mencapai 10 hingga 12 persen. Indonesia harus mampu melahirkan anak muda berpendidikan tinggi yang masuk dunia bisnis, mendorong anak muda atau educated people berbisnis, supaya pengusaha kami bisa bersaing di kancah dunia," kata Teten dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu, 5 April.

Teten menyebut, pihaknya memiliki target ambisius, yang mana satu juta wirausaha baru bisa lahir di tahun 2024 dalam proses menuju negara maju. Namun, masih ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dan kerja keras, guna mengantarkan Indonesia menjadi negara maju.

"Selama ini, kami juga mendorong pengembangan ekosistem entrepreneur, misalnya ekosistem yang terhubung ke digital supaya para pelaku UMKM lebih mudah mengakses pembiayaan. UMKM juga terhubung ke rantai pasok industri, menjadi pemasok komponen bahan baku, serta barang jadi," ujarnya.

"Sehingga, UMKM tidak terpinggirkan, tetap menjadi rantai pasok industri, bagian dari industrialisasi," tambah Teten.

Dia menyebut, saat ini baru sekitar tujuh persen UMKM yang masuk rantai pasok indutri. Oleh karena itu, pembentukan KUR Klaster perlu didorong ekosistemnya, sehingga mereka yang sudah terhubung ekosistem digital ke rantai pasok, nantinya bisa memudahkan perbankan dalam memberikan pinjaman.

"Termasuk mendorong konsolidasi usaha-usaha kecil ke koperasi. Pelaku usaha mikro susah naik kelas kalau berbisnis sendiri-sendiri, dengan bergabung ke koperasi akan memudahkan usaha mikro tumbuh berkembang. Belanja Pemerintah sebesar 40 persen ke produk UMKM juga menjadi bagian dari ekosistem dalam menjamin UMKM punya captive market," ungkapnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah menjelaskan, Entrepreneur Hub merupakan sinergi berbagai pihak yang telah sukses mengkurasi sebanyak 100 orang pelaku UMKM berkompeten yang merupakan usulan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Provinsi DKI Jakarta, Komunitas Tangan Di Atas, dan 5 Perguruan Tinggi.

"Entrepreneur HUB Jakarta menjadi salah satu rangkaian program Entrepreneur Hub secara keseluruhan. Program menjadi salah satu kegiatan unggulan dari Deputi Kewirausahaan yang tujuan utamanya untuk menumbuhkan wirausaha muda Indonesia melalui pengembangan ekosistem usaha di daerah," imbuhnya.

Adapun kegiatan ini akan dilaksanakan selama tiga bulan, dimulai dari kick-off pada 4-6 April 2023. Agenda kick-off berisi pelatihan dan mentoring peserta yang akan dibekali dengan materi dalam 11 modul berkelanjutan. Nantinya, modul-modul ini akan dilaksanakan dalam lima sesi utama secara bertahap.