Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan Air New Zealand menggelar aktivitas wisata pengenalan kepada stakeholders untuk manggaungkan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia ke pasar Selandia Baru.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menjelaskan, program kolaborasi ini dijalin dalam rangka menyambut baik pengoperasian kembali rute Auckland-Denpasar oleh maskapai Air New Zealand setelah vakum selama tiga tahun karena pandemi COVID-19.

"Kami menargetkan peningkatan jumlah dan kualitas wisatawan mancanegara dengan tetap menghargai masyarakat lokal, meningkatkan lama tinggal, mengeksplorasi destinasi, dan mendorong spending lebih banyak," kata Menparekraf Sandiaga lewat keterangan resminya, dikutip Jumat, 31 Maret.

Pasar Selandia Baru sendiri memang potensial untuk pariwisata Indonesia. Sebab, berdasarkan data, disebutkan lama tinggal wisatawan Selandia Baru rata-rata sekitar 10-13 hari dan average spending per arrival (ASPA/rata-rata angka pengeluaran per kedatangan) menyentuh angka 1.376 dolar AS.

Sementara itu, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Ni Made Ayu Marthini berharap, pada fase berikutnya wisatawan Selandia Baru tidak hanya berhenti sampai di Bali saja.

"Melalui kampanye 'Bali Add-on', kami juga mengundang semua turis untuk menambah satu destinasi pulau lain pada kunjungan berikutnya, seperti Labuan Bajo, Mandalika Lombok, dan Borobudur yang secara proximity tergolong dekat dengan Bali," ujar dia.

Di samping itu, Chief Customer and Sales Officer Air New Zealand's Leanne Geraghty mengatakan, Bali adalah destinasi yang sesuai untuk bermacam tipe turis, baik yang mencari kehangatan pantai tropis, keluarga yang ingin berpetualang atau pasangan yang mendambakan nuansa romantis dan damai.

"Bali adalah salah satu rute paling populer, dengan lebih dari 17 ribu wisatawan terbang ke Denpasar pada 2019. Kami sangat senang bisa menghubungkan kembali para Kiwis (masyarakat Selandia Baru) dengan destinasi liburan teratas ini, yang merupakan rute seasonal internasional terakhir yang kami operasikan kembali pascapandemi," imbuhnya.

Adapun para peserta melakukan sejumlah aktivitas, seperti wisata kesehatan (wellness tourism), menjelajah destinasi hingga pengalaman menikmati rempah dalam hidangan Nusantara, serta seni budaya lokal.