JAKARTA - Di tengah sulitnya pendanaan masuk ke startup, PT Multidaya Teknologi Nusantara (eFishery) dikabarkan akan menjadi unicorn terbaru di Indonesia.
Untuk menjadi unicorn, startup harus mencapai valuasi di atas 1 miliar dolar AS. Terkait hal tersebut, eFishery kini adalah startup terbesar di dunia untuk bidang teknologi budidaya perikanan.
Merespons hal tersebut, CEO eFishery Gibran Huzaifah mengatakan, dirinya belum bisa berkomentar banyak. Sebab, menurut dia, penilaian itu disampaikan oleh pihak eksternal.
"Kalau itu saya enggak bisa berkomentar, nanti saya bisa komentar kalau beneran jadi. Kalau saya komentar sekarang, nanti bilangnya ini," ujar dia kepada VOI ditemui di Jakarta, Rabu, 29 Maret.
Menurut Gibran, apabila nanti eFishery mencapai hal tersebut, itu hanya sekadar bonus saja. Dia menyebut, pihaknya akan tetap fokus kepada impact (dampak) yang diberikan oleh eFishery kepada para pembudidaya di Tanah Air.
"Intinya kalau dari kami unicorn ini lebih ke bonus saja, kalau memang nanti jadi fokus kami lebih ke bangun impactnya saja, karena impact-nya kebangun, bisnisnya bagus, pembudidaya bagus, akhirnya investor, kan, tertarik," ungkapnya.
"Investor tertarik bisa ngevalue company kami dengan baik juga di kondisi sekarang. Ya, mudah-mudahan jadi bonus, gitu," tambah Gibran.
Hingga saat ini, lanjut Gibran, pihaknya belum terpikirkan untuk menjadi unicorn terbaru di Indonesia. "Jadi, kami enggak pernah ada target nanti jadi the next unicorn dan ini jadi pencapaian terbesar kami, gitu. Jadi, ngalir saja," pungkasnya.
Sekadar informasi, Pada 2013, eFishery mengumpulkan pendanaan putaran awal dari beberapa angel investor. Kemudian, pada 2016, eFishery mengumpulkan 2,5 juta dolar AS dalam putaran pendanaan Seri A yang dipimpin oleh Aqua-Spark, dana investasi global yang berfokus pada akuakultur berkelanjutan.
Dana tersebut kemudian digunakan perusahaan untuk meningkatkan produksi perangkat IoT dan memperluas operasinya di Indonesia.
BACA JUGA:
Pada 2018, eFishery mengumpulkan 4 juta dolar AS dalam putaran pendanaan Seri B yang dipimpin Wavemaker Partners dan UOB Venture Management. Dana tersebut digunakan untuk mengembangkan produk dan layanan baru, termasuk aplikasi seluler untuk petani dan pasar untuk jual beli ikan dan udang.
Kemudian, pada 2022, eFishery mengumpulkan 90 juta dolar AS dalam putaran pendanaan Seri C. Dana segar tersebut digunakan perusahaan untuk memperluas operasinya di Indonesia dan mengembangkan teknologi baru untuk lebih mengoptimalkan operasi akuakultur.
Tak sampai di situ, pada tahun yang sama, eFishery juga mendapatkan pinjaman jangka pendek (loan) senilai Rp500 miliar dari Bank DBS Indonesia. Bagi DBS Indonesia, ini adalah pinjaman pertama untuk sektor aquatech, sedangkan bagi eFishery adalah fasilitas pinjaman pertama dari bank.